Chico evaluasi kualitas pukulan usai gagal di Kumamoto Masters

id Chico Aura Dwi Wardoyo,tunggal putra,indonesia,Kumamoto Masters,jepang

Chico evaluasi  kualitas pukulan usai gagal di Kumamoto Masters

Pebulu tangkis tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo (kiri) dikalahkan Viktor Axelsen asal Denmark (kanan) dengan dua gim langsung 11-21, 7-21 pada babak 32 besar Kumamoto Masters 2023 di Kumamoto, Jepang, Rabu. (ANTARA/HO-PP PBSI)

Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo mengatakan bahwa kualitas kekuatan pukulan menjadi bahan evaluasi untuk persiapan turnamen selanjutnya, setelah mengalami kekalahan pada babak 32 besar Kumamoto Masters 2023, Rabu.


"Sebagai bahan evaluasi, saya harus mematangkan kualitas stroke. Juga tidak boleh gampang mati sendiri," kata Chico melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Chico setelah ditundukkan tunggal putra peringkat satu dunia Viktor Axelsen dengan dua gim langsung 11-21, 7-21. Pebulu tangkis asal Denmark itu hanya butuh 30 menit untuk menundukkan Chico di babak pertama turnamen level BWF Super 500 itu.

Kekalahan tersebut membuat Chico tak merasa puas dengan perjalanannya di Kumamoto Masters. Meski baru bertanding dan langsung tersingkir, namun tunggal putra peringkat ke-22 itu mengaku banyak mendapat pelajaran.



Berkaca dari kemampuan lawannya, Chico melihat bahwa kualitas pukulan adalah hal yang patut ia coba untuk terus diasah lebih dalam.

"Axelsen yang saya hadapi kali ini memang pemain yang lebih berpengalaman, memiliki stroke bagus. Selain itu, dia tidak gampang mati atau membuat kesalahan sendiri. Dia juga susah untuk dimatikan," tutur Chico.

Selama bertanding, Chico banyak melakukan kesalahan sendiri. Dengan dikombinasi strateginya yang usang, maka Chico semakin tertinggal dan tak bisa menggandakan poinnya.

Pertahanan Viktor juga sangat rapat, apalagi ditambah dengan faktor fisik berupa postur tubuh yang tinggi membuat peraih medali emas Olimpiade Tokyo tersebut leluasa untuk mengontrol atau mengembalikan arah pukulan pada Chico.

"Saya susah untuk bisa mendapat bola yang enak untuk dikembalikan atau menyerang. Saya sebenarnya ada usaha untuk merancang dan membuat serangan atau defend dengan balik menyerang. Tetapi, selalu terkontrol lawan. Permainan lawan memang begitu rapat dan seperti tidak bisa ditembus," pungkas Chico.