Ganjar ingin Indonesia keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah

id Ganjar,capres 2024,Pilpres 2024,Pemilu 2024,Kalteng

Ganjar ingin Indonesia keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Rakorpimnas Ikatan Nasional Konsultan Indonesia​​​​​​​ (Inkindo) di Jakarta, Kamis (14/12/2023). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menginginkan Indonesia dapat keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle income trap) dan mewujudkan cita-cita Indonesia menuju negara maju pada tahun 2045.

"Kalau (tahun) 2045 kita tidak menjadi negara maju, maka kita akan masuk dalam middle income trap. Selesai. Dan menuju 2045 itu bukan cerita yang mudah," kata Ganjar dalam acara Rakorpimnas Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) di Jakarta, Kamis.

Ganjar mengibaratkan perjalanan Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju ialah seperti seseorang yang sedang mendaki gunung tinggi sambil menghadapi cuaca ekstrem. Dia menerjemahkan cuaca ekstrem itu sebagai kondisi eksternal dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu menegaskan bahwa perjalanan demi mewujudkan cita-cita tersebut memang tidak mudah. Namun, apabila pesimistis, maka bukan tidak mungkin target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pun rendah.

"Tetapi kalau kita pesimistis, kita akan merendahkan target. Artinya, kita akan menjadi orang yang nyaman-nyaman saja, (dengan alasan) kita tidak bisa dipaksakan karena cuaca buruk," jelasnya.

Oleh sebab itu, Ganjar menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat menjadi 7 persen jika dirinya terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024.

Menurut dia, target tersebut tidak termasuk ambisius. Sebab, apabila pertumbuhan ekonomi stagnan pada angka 5 hingga 6 persen, maka akan mustahil bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju atau negara berpenghasilan tinggi.

"Mungkin di antara para kandidat lain Ganjar (dianggap) ambisius? Tidak. Kalau (pertumbuhan ekonomi) kita 5 persen koma sekian atau maksimum 6 persen, maka kita belum bisa mengejar sampai nanti 2045 untuk jadi negara berpenghasilan tinggi," ujar Ganjar.