UMPR sosialisasikan kemudahan program RPL bagi tenaga kontrak Kotim

id UMPRsosialisasikan kemudahan program RPL bagi tenaga kontrak Kotim, kalteng, umpr, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, pemkab kotim. Wabup Kotim, Iraw

UMPR sosialisasikan kemudahan program RPL bagi tenaga kontrak Kotim

Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Dr H Muhamad Yusuf saat menjelaskan terkait program RPL di depan puluhan tenaga kontrak di lingkungan Pemkab Kotim, Kamis (21/12/2023). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah mensosialisasikan kemudahan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) kepada tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, sebagai tindak lanjut kerja sama kedua belah pihak.

“Program RPL ini upaya peningkatan kualifikasi  SDM di lingkungan Pemkab Kotim ini dengan memfasilitasi mereka melanjutkan pendidikan di jenjang sarjana, sekaligus menjadi indikator penilaian indeks pembangunan manusia,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Dr H Muhamad Yusuf di Sampit. 

Sosialisasi tersebut dilaksanakan di aula Sei Mentaya Kantor Bappelitbangda Kotim. Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Kotim Irawati dan turut dihadiri Pelaksana Tugas Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah, Pelaksana Tugas BKPSDM Kotim Kamaruddin Makkalepu, Kepala Bappelitbangda Kotim Rafiq Riswandi, dan lainnya. 

Ia menjelaskan, RPL merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai pengakuan atas Capaian Pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.

Program RPL ini sebagai wujud keinginan pemerintah untuk menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) di regional ASEAN karena saat ini Indonesia lebih rendah dibandingkan beberapa negara lainnya, seperti Vietnam. 

Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia banyak, jika dibandingkan dengan rasio pendidikan perguruan tinggi hasilnya sangat sedikit dan ini mempengaruhi nilai IPM. 

“Karena itulah pemerintah mendorong agar masyarakat Indonesia yang berpendidikan formal tinggi itu menjadi lebih banyak dan itu sangat relevan dengan program kampus merdeka di mana ilmu itu didapat dari realitas sosial, pengalaman, dan praktek lapangan, tidak lagi banyak di dalam ruangan,” jelasnya. 

Pada kesempatan itu ia memperkenalkan 10 fakultas dengan 25 program studi yang ada di UMPR, termasuk 18 di antaranya yanh bisa diikuti melalui program RPL. 

Baca juga: Tim Futsal Utama Fisipol UMPR juarai Rektor Cup 2023

Mahasiswa yang mengikuti program RPL berbeda dengan mahasiswa reguler karena RPL menekankan pada sistem pembelajaran yang mudah dan tidak mengganggu rutinitas. Bahkan, pegawai maupun warga desa di pelosok pun kini bisa kuliah. 

Pola perkuliahan RPL adalah mobile atau jarak jauh, sehingga peserta bisa tetap berada di posisi atau daerah masing-masing tidak harus datang langsung ke kampus secara formal. Kemudian, secara periodik dosen akan datang untuk memberikan perkuliahan tatap muka. 

“Inilah keunggulan dari RPL, karena perkuliahannya pun tanpa harus meninggalkan daerah maupun tugas rutinitas mereka. Selain, itu pengabdian mereka selama ini dihargai,” ucapnya. 

Ia melanjutkan, dalam program RPL pengalaman atau pengabdian seseorang akan dihargai. Bagi yang sudah bekerja minimal lima tahun setelah lulus pendidikan formal SMA, akan dilakukan penilaian oleh tim asesor yang menentukan sisa masa kuliah yang akan diikuti, dengan potongan masa kuliah 4 hingga 6 semester. 

“Jadi masa kuliah mereka lebih singkat, karena apa yang mereka lakukan selama ini dianggap setara dengan akademik. Hasil penilaian itu paling maksimal enam semester, artinya yang bersangkutan tinggal mengikuti dua semester,” imbuhnya. 

Ia menambahkan program RPL ini sudah dimulai sejak tahun 2021. UMPR sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Kalimantan Tengah yang mendapat hibah uji coba penyelenggaraan RPL dari Kemendikbud Ristek. 

Pada awalnya, ia mengakui cukup sulit untuk memberikan pemahaman kepada peserta terkait program RPL. Di sisi lain, pihaknya juga belum memiliki pengalaman. 

Kendati demikian, program ini tetap dijalankan sehingga lambat lawan peminatnya pun sudah semakin banyak. Kini setidaknya ada sekitar 1900 mahasiswa aktif yang sedang mengikuti program RPL di Kalimantan Tengah. 

Baca juga: Disdik fasilitasi 500 guru ikuti vokasi pendampingan anak berkebutuhan khusus

Ia pun memberikan bocoran terkait biaya studi untuk mengikuti program RPL, yakni Rp11.500.000 per semester untuk program sarjana untuk setiap prodi, kecuali kesehatan karena ada biaya praktikum.

Untuk memberikan kemudahan bagi peserta, UMPR juga menjalin kemitraan dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) Palangka Raya, sehingga peserta bisa mengajukan pinjaman ke bank untuk biaya kuliah yang nantinya bisa dibayar dengan sistem cicil. 

Sosialisasi ini disambut antusias oleh salah seorang tenaga kontrak, Anita yang mengaku tertarik mengikuti program RPL. Sebab, ia yang kini bekerja sebagai tenaga pengajar di salah satu PAUD berkeinginan untuk meningkatkan jenjang karirnya sebagai guru SD.

“Saya memang berkeinginan meningkatkan karir, tapi masih terkendala status pendidikan. Sedangkan, kalau kuliah formal terkendala waktu, jadi program RPL ini jelas bakal jadi pertimbangan saya,” ujarnya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Irawati mengaku sangat mengapresiasi atas terselenggaranya sosialisasi program RPL yang tentunya sejalan dengan tujuan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam percepatan peningkatan SDM secara terus-menerus. 

“Kompetensi yang dimiliki tenaga kontrak di Kotawaringin Timur ini harus terus ditingkatkan dan hal ini bisa didapatkan melalui program RPL dari UMPR,” ujarnya. 

Irawati berharap melalui kegiatan program RPL ini seluruh guru dan tenaga kontrak, serta generasi muda di Kabupaten Kotawaringin Timur semakin peduli dengan kemajuan dan peningkatan SDM. 

Melalui program ini pula diharapkan, dapat memberikan peluang bagi seluruh masyarakat, khususnya tenaga kontrak yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan tapi belum memiliki gelar formal untuk memperoleh pengakuan resmi atas capaian mereka selama ini. 

Irawati sendiri saat ini tercatat sebagai mahasiswi strata II (S2) jurusan Magister Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 

Baca juga: Akademisi UMPR tingkatkan kompetensi pemasaran digital pada guru

Baca juga: KPU Kotim terima ratusan ribu surat suara

Baca juga: Dispora Kotim bekali guru PAUD pendidikan olahraga