Harga ikan di Sampit merangkak naik dampak pasokan berkurang

id Harga ikan di Sampit merangkak naik dampak pasokan berkurang, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, ppm

Harga ikan di Sampit merangkak naik dampak pasokan berkurang

Salah seorang pedagang ikan di PIM Sampit, Asep Iwan memamerkan salah satu ikan kakap merah dagangannya, Rabu (26/12/2023). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Sejak awal Desember 2023 harga ikan di Pasar Ikan Mentaya (PIM) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur,  Kalimantan Tengah mengalami kenaikan akibat minimnya pasokan.

“Sejak awal bulan harga ikan mulai naik, pembelinya juga agak sepi dibanding hari biasa,” kata salah seorang pedagang ikan di PIM Sampit, Asep Iwan, Rabu. 

Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga ikan, antara lain pasokan minim karena hasil tangkapan ikan dari para nelayan tidak maksimal. 

Selain itu, momentum libur tahun baru dinilai juga berdampak, karena kebanyakan orang memilih untuk berlibur bersama keluarga, termasuk para nelayan maupun pembudidaya ikan air tawar. 

“Mungkin ada faktor ekonomi juga, yang jelas kalau pasokan sedikit otomatis harga bakal naik,” ujarnya. 

Asep menyebutkan, hampir semua jenis ikan mengalami kenaikan harga, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Meskipun, selisih kenaikan harga tidak terlalu tinggi, yakni berkisar Rp3000 - Rp5000 per kilogram. 

Beberapa jenis ikan laut yang mengalami kenaikan harga antara lain, ikan kakap merah dan tenggiri dari Rp75 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram, kerapu dari Rp55 ribu menjadi Rp60 ribu per kilogram. 

Baca juga: FKPD Kotim bersatu antisipasi bencana hidrometeorologi

Sedangkan, untuk ikan air tawar ada ikan nila dari harga Rp40 ribu - Rp45 ribu menjadi Rp48 ribu per kilogram, patin Rp22 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram, jelawat dari Rp55 ribu menjadi Rp60 ribu per kilogram.

Pasokan ikan ini mereka terima sebagian dari nelayan lokal dan ada pula dari luar daerah, seperti Banjarmasin. Bahkan, sebagian dari luar pulau, contohnya kakap merah yang dipasok dari nelayan Masalembu. 

Asep mengaku, tidak dapat memprediksi sampai kapan kondisi harga seperti ini berlangsung. Sebagai pedagang ia berharap pasokan dan harga ikan kembali normal, karena kondisi ini berdampak pada menurunnya omset penjualannya. 

“Mudah-mudahan cepat normal lagi, karena kalau harga naik berdampak pada daya beli warga, otomatis juga berdampak ke omzet,” ucapnya. 

Selain harga ikan, berdasarkan pantauan di lapangan harga ayam potong di PIM Sampit juga masih tinggi, yaitu kisaran Rp50 ribu per kilogram. 

Seorang pedagang ayam potong, Lily menyebut kondisi harga yang tergolong tinggi ini diprediksi bertahan hingga awal tahun 2024.

“Harganya masih bertahan Rp50 ribu, kalau normalnya Rp30 ribu - Rp35 ribu. Kemungkinan kondisi seperti ini sampai awal tahun depan,” ucapnya. 

Baca juga: Bupati ajak masyarakat jaga kebersihan Pantai Ujung Pandaran

Baca juga: Bawaslu Kotim awasi reses anggota DPRD antisipasi kampanye terselubung

Baca juga: Bupati Halikinnor sebut Sampit daerah potensial usaha kuliner