Bupati Kotim berharap pembangunan jembatan pacu perekonomian di Tualan Hulu
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor meresmikan jembatan penghubung Desa Merah dan Desa Tanjung Jorong yang membentang di atas Sungai Bae di Kecamatan Tualan Hulu yang diharapkan dapat memacu peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
“Hari ini kita merayakan peristiwa penting dalam pembangunan di wilayah kita, yakni peresmian Jembatan Tualan Hulu yang baru,” kata Halikinnor dalam sambutannya, Kamis.
Peresmian jembatan tersebut merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan dalam kunjungan kerja pimpinan daerah setempat ke wilayah utara Kotim.
Dalam kunjungan kerja tersebut turut hadir Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, Asisten I Setda Kotim Rihel, Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.
Selaku tuan rumah, Camat Tualan Hulu, Admadi Sastra beserta jajaran juga hadir dalam acara peresmian tersebut.
Bupati Halikinnor menyampaikan, peresmian Jembatan Tualan Hulu merupakan sebuah tonggak sejarah pembangunan di daerah setempat, karena bukan sekadar pembangunan fisik yang menghubungkan dua sisi sungai, tapi juga simbol komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan konektivitas dan pelayanan terhadap masyarakat.
“Harapan kita dengan adanya jembatan ini dapat membantu mobilitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Baca juga: Bawaslu Kotim segera tertibkan 2.245 APK melanggar aturan
Dalam sambutan tersebut disampaikan pula, bahwa ruas jalan penghubung antara Desa Merah ke Desa Tanjung Jorong di Kecamatan Tualan Hulu dibangun oleh TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada tahun 2018.
Dengan sumber dana dari APBD sebesar Rp1,6 miliar dan pada ruas jalan tersebut ada 2 anak sungai yaitu Sungai Bae dan Sungai Saan dengan di atasnya terpasang jembatan darurat dari kayu bulat atau log.
Kemudian pada tahun 2023, menggunakan anggaran APBD senilai Rp1,8 miliar Pemkab Kotim melalui BPBD membangun jembatan penghubung kedua desa tersebut dengan waktu pengerjaan 150 hari kalender.
Pembangunan jembatan berbentuk triple box culvert dan pada kedua sisi ujung jembatan dilakukan pemasangan batu belah dan penimbunan, sehingga lokasi yang dulunya sering tergenang atau banjir saat musim hujan, kini tidak lagi terendam dan bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik.
“Adanya jembatan ini untuk membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat, memperpendek jarak dan membuka potensi-potensi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di wilayah ini,” ujarnya.
Disampaikan pula, bahwa sebelum jembatan itu dibangun masyarakat setempat, khususnya Desa Tanjung Jorong jika ingin ke ibukota kecamatan ataupun ke ibukota kabupaten harus melintasi jalan memutar yang cukup jauh dengan waktu tempuh 1,5 - 2 jam.
Setelah ada jembatan, jarak tempuh menjadi lebih pendek dan waktu tempuh pun lebih cepat dari sebelumnya, yakni kurang lebih 20-30 menit saja.
Selain itu, rencananya juga akan dibangun jembatan pada ruas jalan penghubung Desa Merah dan Desa Tanjung Jorong yang terpisah oleh Sungai Saan. Dana pembangun ini bersumber dari BNPB dan sedang berproses di Kementerian Keuangan.
Baca juga: Pemkab Kotim raih penghargaan capaian realisasi APBD 2023
Baca juga: Legislator Kotim dorong percepatan penanganan permukiman rawan banjir di Sampit
Baca juga: Bupati Kotim salurkan bantuan pangan dan perbaikan jalan di Bukit Santuai
“Hari ini kita merayakan peristiwa penting dalam pembangunan di wilayah kita, yakni peresmian Jembatan Tualan Hulu yang baru,” kata Halikinnor dalam sambutannya, Kamis.
Peresmian jembatan tersebut merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan dalam kunjungan kerja pimpinan daerah setempat ke wilayah utara Kotim.
Dalam kunjungan kerja tersebut turut hadir Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, Asisten I Setda Kotim Rihel, Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.
Selaku tuan rumah, Camat Tualan Hulu, Admadi Sastra beserta jajaran juga hadir dalam acara peresmian tersebut.
Bupati Halikinnor menyampaikan, peresmian Jembatan Tualan Hulu merupakan sebuah tonggak sejarah pembangunan di daerah setempat, karena bukan sekadar pembangunan fisik yang menghubungkan dua sisi sungai, tapi juga simbol komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan konektivitas dan pelayanan terhadap masyarakat.
“Harapan kita dengan adanya jembatan ini dapat membantu mobilitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Baca juga: Bawaslu Kotim segera tertibkan 2.245 APK melanggar aturan
Dalam sambutan tersebut disampaikan pula, bahwa ruas jalan penghubung antara Desa Merah ke Desa Tanjung Jorong di Kecamatan Tualan Hulu dibangun oleh TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada tahun 2018.
Dengan sumber dana dari APBD sebesar Rp1,6 miliar dan pada ruas jalan tersebut ada 2 anak sungai yaitu Sungai Bae dan Sungai Saan dengan di atasnya terpasang jembatan darurat dari kayu bulat atau log.
Kemudian pada tahun 2023, menggunakan anggaran APBD senilai Rp1,8 miliar Pemkab Kotim melalui BPBD membangun jembatan penghubung kedua desa tersebut dengan waktu pengerjaan 150 hari kalender.
Pembangunan jembatan berbentuk triple box culvert dan pada kedua sisi ujung jembatan dilakukan pemasangan batu belah dan penimbunan, sehingga lokasi yang dulunya sering tergenang atau banjir saat musim hujan, kini tidak lagi terendam dan bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik.
“Adanya jembatan ini untuk membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat, memperpendek jarak dan membuka potensi-potensi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di wilayah ini,” ujarnya.
Disampaikan pula, bahwa sebelum jembatan itu dibangun masyarakat setempat, khususnya Desa Tanjung Jorong jika ingin ke ibukota kecamatan ataupun ke ibukota kabupaten harus melintasi jalan memutar yang cukup jauh dengan waktu tempuh 1,5 - 2 jam.
Setelah ada jembatan, jarak tempuh menjadi lebih pendek dan waktu tempuh pun lebih cepat dari sebelumnya, yakni kurang lebih 20-30 menit saja.
Selain itu, rencananya juga akan dibangun jembatan pada ruas jalan penghubung Desa Merah dan Desa Tanjung Jorong yang terpisah oleh Sungai Saan. Dana pembangun ini bersumber dari BNPB dan sedang berproses di Kementerian Keuangan.
Baca juga: Pemkab Kotim raih penghargaan capaian realisasi APBD 2023
Baca juga: Legislator Kotim dorong percepatan penanganan permukiman rawan banjir di Sampit
Baca juga: Bupati Kotim salurkan bantuan pangan dan perbaikan jalan di Bukit Santuai