DBD melonjak, enam orang meninggal di Cianjur

id DBD melonjak, enam orang meninggal di Cianjur,Kalteng

DBD melonjak, enam orang meninggal di Cianjur

Ilustrasi - Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/am.

Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat (Jabar), menerapkan status kewaspadaan Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring melonjaknya kasus yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu dalam satu bulan terakhir dimana ada 238 kasus dan enam diantaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur Yusman Faisal di Cianjur, Selasa, mengatakan selama Februari 2024 terjadi lonjakan kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun lalu hanya puluhan kasus dan dua orang meninggal akibat DBD.

"Seiring melonjaknya kasus tersebut, Pemkab Cianjur menerapkan status kewaspadaan DBD di sejumlah wilayah yang banyak ditemukan kasus, termasuk sosialisasi untuk menjaga kebersihan lingkungan lebih digencarkan," katanya.

Berdasarkan data, lanjutnya, kasus DBD pada Februari 2024 mencapai 238 kasus yang sudah ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan di RSUD Sayang Cianjur, namun enam orang diantaranya meninggal dunia.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk jumlah pasien meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit, sehingga pelayanan kesehatan di sejumlah wilayah lebih ditingkatkan dan mengintensifkan imbauan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

"Tidak semua wilayah endemik dari 32 kecamatan, ada 4 kecamatan yang paling tinggi kasusnya seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, Karangtengah, dan Cipanas," katanya.

Sedangkan penyebab utama melonjaknya kasus tersebut, kata dia, karena tingginya curah hujan sejak akhir tahun 2023 sampai saat ini, ditambah adanya kemungkinan siklus 10 tahunan namun masih prediksi, sehingga baru diterapkan status kewaspadaan.

Namun tidak menutup kemungkinan ketika terjadi lonjakan kasus pada Maret, pihaknya akan menerapkan status darurat DBD di Cianjur. "Kalau Maret kasusnya terus melonjak, kemungkinan akan ditetapkan status darurat," katanya.

Namun pihaknya tetap mengimbau warga di seluruh wilayah Cianjur untuk lebih meningkatkan gotong royong rutin selama musim penghujan, agar tidak ada tempat untuk nyamuk DBD bersarang, dengan cara mengubur benda yang dapat menampung air atau genangan air.