Kenaikan harga beras karena pemerintah ekspor beras 2,5 juta ton ke China adalah hoaks!

id harga beras,hoaks

Kenaikan harga beras karena pemerintah ekspor beras 2,5 juta ton ke China adalah hoaks!

Ilustrasi beras yang dijual di pasar. ANTARA/Aditya Pradana Putra. (.)

Jakarta (ANTARA) - Sebuah unggahan di X menarasikan bahwa kenaikan harga beras yang signifikan pada Maret 2024 terjadi karena pemerintah mengekspor beras ke China sebanyak 2,5 juta ton.

Dalam unggahan tersebut, penulis menyebutkan pemerintah sengaja melakukan hal tersebut agar harga beras melonjak dan membuat masyarakat semakin sengsara. 

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“Supaya rakyat Indonesia makin miskin, makin sengsara, harga beras dibikin mahal. Rezim Jokowi akan ekspor beras ke Cina 2,5 juta ton, Teman2ku

Astagfirullah hal’azim Indonesia kirim beras ke cina 2,5 juta ton, sementara kita lagi langka beras mala disuruh makan singkong keladi dan sukun Ya ALLAH, ternyata rakyat prank lagi..!!!”

Namun, benarkah pemerintah ekspor beras 2,5 ton ke China agar harga beras naik?

Baca juga: Tekan kenaikan harga, Pemkot diminta pastikan beras Bulog terdistribusi merata
 
Unggahan disinformasi yang menarasikan Pemerintah ekspor beras 2,5 juta ton ke China agar harga beras naik pada awal Maret. Faktanya, video dalam unggahan tersebut diunggah pada 2022. (X)
Penjelasan:

Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube DPR RI pada 1 Juli 2022 yang berjudul “ANGGOTA DEWAN DONGKOL INFO INTERNAL KEMENTAN TAK SINKRON DAN INGIN EKSPOR BERAS KE CHINA”.

Dalam video tersebut, Ketua Komisi IV DPR, Sudin dongkol dengan tidak sinkronnya data di internal Kementan dan adanya informasi Kementan akan mengekspor beras ke China sebanyak 2 juta ton. Sudin mengkritisi rencana ekspor beras ke China oleh Kementan ditengah ancaman krisis pangan dunia.

Baca juga: Bapanas sebut harga beras mulai turun jadi Rp14.000 per kilogram

Menteri Pertanian saat itu, Syahrul Yasin Limpo mengatakan permintaan beras dari China mengajukan permintaan impor beras sebesar 2,4 juta ton/tahun, Brunei Darussalam 100.000 ton/tahun, dan Arab Saudi sebesar 1.500 ton/tahun. Meski demikian, tidak seluruhnya disanggupi oleh Pemerintah Indonesia.

"Bapak Presiden dari permintaan banyak negara hanya setuju 100.000 ton, tapi sebetulnya kami punya overstock di atas 7 juta ton. Kami tidak mau ekspor tapi kebobolan, harapannya tidak ada masalah," kata SYL, dilansir dari berita ANTARA.

Dengan demikian, dalam video tersebut pemerintah China memang mengajukan permintaan impor beras 2,4 juta ton/tahun namun Presiden hanya setuju 100 ribu ton/tahun. Video terkait ekspor beras juga tidak relevan karena terjadi pada 2022.

Klaim: Pemerintah ekspor beras 2,5 juta ton ke China agar harga beras naik pada awal Maret

Rating: Hoaks

Baca juga: Harga beras merah di daerah ini Rp20.000 per Kg

Baca juga: Begini tanggapan Jokowi terkait isu kenaikan harga beras

Baca juga: Pemicu terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia