Palangka Raya (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan, untuk jenis kredit di wilayah setempat masih didominasi oleh kredit konsumsi dengan porsi sebesar Rp18,51 triliun atau 40,01 persen dari total kredit pada posisi bulan April 2024.
"Kredit konsumsi ini diikuti dengan kredit modal kerja sebesar 14,40 triliun atau 31,12 persen dari total kredit, kemudian kredit investasi dengan jumlah terendah, yakni sebesar Rp13,36 triliun atau sebesar 28,88 persen dari total kredit," terang Kepala OJK Kalteng Primandanu Febriyan Aziz di Palangka Raya, Rabu.
Aktivitas kredit yang cukup baik ini menjadi salah satu komponen yang turut menjaga kondisi sektor jasa keuangan secara umum di Kalimantan Tengah masih dalam keadaan kokoh dan tetap terjaga.
Primandanu Febriyan Aziz menyampaikan, lima sektor ekonomi yang menjadi kredit terbesar di Kalteng, di antaranya pertanian, perburuan dan kehutanan dengan proporsi kredit sebesar Rp13,60 triliun atau 29,41 persen dari total kredit dengan NPL sebesar 0,69 persen.
Selanjutnya pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) dengan proporsi kredit sebesar Rp12,98 triliun atau sebesar 28,07 persen dari total kredit dengan NPL sebesar 0,67 persen, dan perdagangan besar dan eceran dengan proporsi kredit sebesar Rp8,26 triliun atau sebesar 17,86 persen dari total kredit dengan NPL sebesar 3,26 persen.
Kemudian pemilikan rumah tinggal dengan proporsi kredit sebesar Rp5,11 triliun atau sebesar 11,06 persen dari total kredit dengan NPL sebesar 2,91 persen, serta industri pengolahan dengan proporsi kredit sebesar Rp1,32 triliun atau sebesar 2,85 persen dari total kredit dengan NPL sebesar 0,56 persen.
Baca juga: Kinerja bank umum di Kalimantan Tengah tumbuh cukup signifikan
Sementara itu berdasarkan jenis usaha, penyaluran kredit pada bank umum masih didominasi oleh kredit non-UMKM, yakni sebesar Rp29,78 triliun atau 64,38 persen dari total penyaluran kredit yang kemudian diikuti oleh kredit mikro, kecil dan menengah.