Soco hadirkan 'Insight Factory' untuk industri kecantikan

id Soco,Insight Factory,Industri kecantikan

Soco hadirkan 'Insight Factory' untuk industri kecantikan

Konferensi pers Peluncuran Insight Factory by Soco di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu. (ANTARA/ Putri Hanifa)

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan 'beauty tech' di Indonesia Social Bella melahirkan lini bisnis baru, yaitu "Insight Factory by Soco" dengan komitmen untuk senantiasa mengedepankan teknologi dan inovasi dalam bertumbuh dan melayani konsumen, serta pengguna yang ditandai dengan laporan pertamanya "Beauty Consumer Behavior and Trend Report".

Co-Founder dan CEO Social Bella Christopher Madiam menjelaskan Insight Factory itu memungkinkan juga bagi pelaku industri untuk mengakses data dari hasil analisis terhadap perjalanan kecantikan dalam ekosistem Soco.

"Insight Factory by Soco memungkinkan pelaku industri mengakses data 'intelligence' yang selama ini menjadi sumber rahasia dari Sociolla dalam menghasilkan pengalaman kecantikan terbaik dan relevan untuk 'beauty enthusiast'," kata Christopher saat konferensi pers Peluncuran Insight Factory by Soco di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Gen Z cenderung antusias pada industri kecantikan

Baca juga: Sociolla gandeng INNISFREE buat inisiatif ramah lingkungan

Laporan berdasarkan analisa big data Sociolla tersebut juga disebut mampu mencerminkan kondisi nyata industri kecantikan yang terus tumbuh dan menjadi salah satu sektor terkuat di tanah air.

"Consumer Behavior dan Trend Report" dari Insight Factory by Soco ini juga diharapkan dapat menjadi kontribusi penting bagi industri, memberikan insight berharga bagi pemilik brand dan pemangku kepentingan dalam memajukan industri kecantikan di Indonesia.

Adapun, Soco saat ini telah bertransformasi menjadi 'beauty super app' dengan lebih dari 6 juta pengguna dan menghasilkan big data yang cukup mumpuni.

Oleh karena industri kecantikan unik dan dinamis, menurut Christopher pergerakannya sangat cepat hingga mendorong tren yang beragam, meskipun disisi lain industri tersebut 'resilience'.

"Sebagai contoh, selama pandemi industri kecantikan adalah salah satu industri yang mampu bertahan dan bukan cuma bertahan, bahkan terus tumbuh," katanya.

Peminatnya tidak menurun, tapi beralih dengan tren yang terus berubah sesuai dengan situasi. Bagi kami, teknologi dan strategi berbasis data yang merupakan DNA dari ekosistem sosial data menjadi salah satu kapabilitas terpenting bagi pelaku bisnis untuk dapat terus memberikan produk dan layanan terbaik bagi beauty enthusiast, tambahnya.