Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melepas 31 putra-putri daerah yang mendapat Beasiswa Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) 2024.
“Alhamdulillah, tahun ini 31 putra-putri kita mendapat beasiswa SDMPKS. Penerimaan beasiswa ini adalah langkah pemerintah dalam meningkatkan SDM untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Staf Ahli Bupati Kotim Rusmiati di Sampit, Senin.
Rusmiati mewakili Bupati Kotim Halikinnor memimpin pelepasan 31 calon mahasiswa beasiswa SDMPKS yang dilaksanakan di aula rumah jabatan bupati Kotim. Turut hadir dalam pelepasan tersebut sejumlah kepala organisasi perangkat daerah dan perwakilan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Rusmiati menyampaikan, beasiswa SDMPKS ini merupakan program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas SDM.
Pengembangan SDM menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mewujudkan pengelolaan kebun sawit yang lebih baik dan sustainable atau berkelanjutan untuk mendukung visi daerah, yaitu demokratis, adil, maju, aman, indah-lestari, mandiri, taqwa, profesional, damai dan mantap.
“Kami ingin dengan adanya 55 perusahaan besar swasta kelapa sawit yang beroperasional di dalam wilayah Kotim maupun lintas kabupaten, menjadi lapangan pekerjaan bagi putra dan putri daerah untuk mengabdi kembali ke daerah,” ujarnya.
Baca juga: Halikinnor-Irawati berlanjut, Supian Hadi berikan dukungan penuh
Baca juga: Halikinnor-Irawati berlanjut, Supian Hadi berikan dukungan penuh
Dalam kesempatan itu, Rusmiati menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim, Dinas Perkebunan Kalteng dan Perusahaan Besar Swasta Kelapa Sawit (PBS-KS).
Khususnya, Best Agro Group dan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalteng serta Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kotim yang turut membantu menyukseskan program beasiswa SDMPKS ini.
Kepala DPKP Kotim Sepnita menyampaikan, program Beasiswa SDMPKS sudah dimulai sejak 2022, artinya ini merupakan tahun ketiga Kotim berkesempatan mengirimkan putra-putri daerah untuk mengikuti pendidikan melalui program beasiswa.
Sebanyak 31 calon mahasiswa yang dilepas kali ini diterima dari jalur afirmasi dan reguler yang tersebar pada beberapa jenjang dan perguruan tinggi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
“Sebenarnya tahun ini ada 33 orang yang mendapat beasiswa, namun dua orang memilih mengundurkan diri sehingga yang berangkat hanya 31,” bebernya.
Baca juga: Simulasikan Sispamkota, Polres Kotim siap amankan Pilkada 2024
Baca juga: Simulasikan Sispamkota, Polres Kotim siap amankan Pilkada 2024
Sepnita menyampaikan, jumlah warga Kotim yang mendapat beasiswa terbilang cukup banyak jika dibanding daerah lain. Hal ini tak lepas dari perjuangan Bupati Kotim Halikinnor dalam mendekati sejumlah pemangku kepentingan.
Penerimaan beasiswa SDMPKS memang dibuka dua jalur, namun untuk jalur afirmasi sejatinya hanya diperuntukan bagi Papua dan daerah yang masuk kategori 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), sedangkan Kotim tidak termasuk kategori tersebut.
Kemudian, Bupati Kotim melakukan pendekatan ke BPDPKS, Direktur Jenderal Perkebunan hingga Forum Direktur Perkebunan Kelapa Sawit agar apabila ada kuota afirmasi yang tidak terisi dapat diisi oleh warga Kotim.
Upaya itupun tidak sia-sia, sebab hampir setengah calon mahasiswa yang mendapat beasiswa itu diterima melalui jalur afirmasi. Selanjutnya, para calon mahasiswa ini akan dikirimkan ke universitas dan akademi yang tersebar di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
“Mereka yang mendapat beasiswa ini ada yang mengambil program pendidikan D1, D3, D4 hingga S1. Mulai dari berangkat, biaya pendidikan hingga tempat tinggalnya ditanggung oleh BPDPKS,” lanjutnya.
Sepnita menambahkan, peluang mahasiswa lulusan SDMPKS untuk mendapatkan pekerjaan cukup besar. Karena biasanya, setelah lulus mereka akan direkrut oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Oleh karena itu, ia cukup menyayangkan adanya calon mahasiswa yang mengundurkan diri sebab kuota tersebut tidak bisa diganti oleh orang lain, sehingga akan sia-sia.
Namun, ia juga memaklumi dan menghormati keputusan dari yang bersangkutan. Karena menurutnya, dua calon mahasiswa yang mundur itu tentu punya alasan tersendiri untuk tidak melanjutkan pendidikan melalui program beasiswa tersebut.
Baca juga: 1.113 peserta ramaikan Expo Nasional MA Plus Keterampilan di Kotim
Baca juga: Penetapan pimpinan definitif DPRD Kotim tunggu keputusan parpol
Baca juga: Razia gabungan temukan sejumlah barang terlarang di Lapas Sampit
Baca juga: 1.113 peserta ramaikan Expo Nasional MA Plus Keterampilan di Kotim
Baca juga: Penetapan pimpinan definitif DPRD Kotim tunggu keputusan parpol
Baca juga: Razia gabungan temukan sejumlah barang terlarang di Lapas Sampit