Deklarasi di Kotim, Koyem-SHD singgung perbaikan jalan Lingkar Selatan
Sampit (ANTARA) - Bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Nadalsyah alias Koyem dan Supian Hadi alias SHD menggelar deklarasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan menyinggung terkait perbaikan Jalan Lingkar Selatan.
“Pembangunan infrastruktur merupakan bagian visi misi kami, seperti yang disampaikan rekan saya, SHD, jika kami mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin Kalteng maka jalan Lingkar Selatan menjadi salah satu yang kami tangani di tahun pertama,” kata Koyem di Sampit, Minggu.
Setelah menggelar deklarasi pertama di Palangka Raya, Koyem-SHD menggelar deklarasi di Kota Sampit, Kabupaten Kotim yang bisa disebut sebagai daerah pemenangan SHD yang pernah menjabat sebagai bupati setempat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh politisi dari tingkat nasional hingga daerah, antara lain Ruhut Sitompul, Arton S Dohong dan lainnya. Di antara undangan juga tampak politisi PDIP yang juga Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati yang hadir sebagai kader PDIP.
Meski sempat diguyur hujan, deklarasi yang dilaksanakan di Taman Kota Sampit itu berlangsung meriah dengan kehadiran ratusan simpatisan atau pendukung. Koyem-SHD terus menyuarakan slogan mereka, yakni Koyem-SHD Gass Poll, Koyem-SHD Menyala, Kalteng Hebat.
Koyem-SHD resmi mendaftar sebagai bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Tengah pada 29 Agustus 2024 lalu. Keduanya diusung oleh lima partai politik, yaitu PDIP, Demokrat, PPP, Hanura dan Garuda.
Koyem menyebut, tujuan deklarasi ini tidak lain untuk menyampaikan ke masyarakat terkait kesiapan dirinya dan SHD untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Kalimantan Tengah.
“Hari ini menjadi titik awal perjuangan kami, Koyem-SHD untuk memenangkan Pilkada Kalteng 2024,” ujarnya.
Baca juga: KPU: Tiga paslon Pilkada Kotim jalani pemeriksaan kesehatan
Menurutnya, kolaborasi antara dirinya dan SHD merupakan kolaborasi yang sempurna, satu dari timur dan satu lagi dari barat, sehingga tidak ada ketimpangan dan pembangunan di wilayah Kalteng bisa lebih merata.
Keduanya sama-sama memiliki pengalaman sebagai bupati dua periode, Koyem pernah menjabat sebagai Bupati Barito Utara (Barut) pada 2013-2018 dan 2018-2023, sedangkan SHD menjabat sebagai Bupati Kotim pada 2010-2015 dan 2016-2021. Dengan pengalaman tersebut, mereka yakin bisa membawa Kalteng lebih baik kedepannya.
“Saya berpengalaman membangun Barut dan alhamdulillah selama dua periode itu Barut mengalami banyak kemajuan, begitu pula dengan SHD yang berhasil membangun Kotim lebih maju. Oleh karena itu kami berdua siap mendedikasikan diri untuk membangun Kalteng,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Koyem juga menyampaikan sejumlah visi misi apabila terpilih sebagai Gubernur Kalteng bersama SHD sebagai wakilnya. Antara lain terkait pembangunan infrastruktur, bidang kesehatan, pendidikan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA).
Disebutkan, bahwa Kalteng kaya akan SDA. Akan tetapi tata kelolanya masih belum optimal. Ia ingin kedepannya SDA di Kalteng tidak hanya dikeruk, tapi juga bisa memberikan timbal balik untuk pembangunan di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa dalam kontestasi politik kerap bermunculan isu-isu negatif dari lawan maupun kawan politik yang tidak selaras. Untuk itu, ia meminta kepada para simpatisan agar bersikap bijak dan dewasa menyikapi isu negatif tersebut.
“Karena sebaik apapun visi misi kami akan menjadi tidak baik di mata lawan politik. Maka dari itu kami memerlukan bantuan untuk meluruskan isu-isu negatif supaya kami tetap dicintai masyarakat Kalteng,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk raihan suara pada Pilkada 2024 pihaknya menargetkan 60-65 persen dari keseluruhan wilayah Kalteng, khususnya untuk Kotim ditargetkan 73 persen. Pasalnya, bakal paslon ini menaruh harapan besar kepada Bumi Habaring Hurung mengingat salah satunya berasal dari Kotim.
Baca juga: Harga ayam di Sampit mulai naik jelang Maulid Nabi
Sementara itu, SHD menambahkan secara khusus ada dua pembangunan infrastruktur yang akan mereka perjuangkan apabila terpilih memimpin Kalimantan Tengah. Pertama, perbaikan Jalan Mohammad Hatta atau Jalan Lingkar Selatan yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat Kota Sampit.
Jalan Lingkar Selatan menjadi jalur khusus bagi kendaraan berat agar tidak melintas di jalan dalam kota. Namun, sudah bertahun-tahun kondisi jalan tersebut rusak.
Akibatnya, tak sedikit kendaraan berat yang nekat melintas di dalam kota sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat atau pengguna jalan karena dinilai mengganggu kenyamanan dan keselamatan.
Pemkab Kotim sempat beberapa kali membantu pemeliharaan jalan tersebut, namun karena infrastruktur jalan yang belum memenuhi standar maka kerusakan jalan itu terus berulang. Sedangkan, Jalan Lingkar Selatan sejatinya berada di bawah kewenangan Pemprov Kalteng.
“Seandainya kami berdua dipercaya masyarakat menjadi gubernur dan wakil gubernur, kami berjanji Jalan Lingkar Selatan menjadi yang utama yang kami aspal pada tahun pertama, karena sedikit saja sebenarnya, yakni 6 km, tapi sangat penting untuk keperluan perekonomian di Kotim,” tuturnya.
Disamping itu, ia juga menyinggung pembangunan Jembatan Mentaya untuk membuka keterisolasian dan telah lama dinantikan masyarakat di seberang Sungai Mentaya Sampit, meliputi beberapa kecamatan di antaranya Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.
Untuk pembangunan Jembatan Mentaya ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran kabupaten maupun provinsi yang jumlahnya terbatas. Sedangkan, berdasarkan perhitungan sementara pembangunan Jembatan Mentaya membutuhkan anggaran hampir Rp1,3 triliun.
Maka dari itu, ia berjanji mereka akan giat melobi ke pemerintah pusat agar mendapat dukungan anggaran dari APBN.
“Kalau mengandalkan anggaran provinsi tidak mungkin bisa maksimal, maka dari itu perlu kolaborasi kabupaten, provinsi dan pusat. Mudah-mudahan itu bisa terwujud di bawah kepemimpinan kami,” demikian SHD.
Baca juga: Harga emas 999 di Sampit stabil di Rp1,250 juta per gram
Baca juga: Disdik Kotim berikan uang pembinaan bagi pelajar berprestasi di O2SN
Baca juga: Bupati berharap tahun depan Airbus A320 bisa mendarat di Sampit
“Pembangunan infrastruktur merupakan bagian visi misi kami, seperti yang disampaikan rekan saya, SHD, jika kami mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin Kalteng maka jalan Lingkar Selatan menjadi salah satu yang kami tangani di tahun pertama,” kata Koyem di Sampit, Minggu.
Setelah menggelar deklarasi pertama di Palangka Raya, Koyem-SHD menggelar deklarasi di Kota Sampit, Kabupaten Kotim yang bisa disebut sebagai daerah pemenangan SHD yang pernah menjabat sebagai bupati setempat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh politisi dari tingkat nasional hingga daerah, antara lain Ruhut Sitompul, Arton S Dohong dan lainnya. Di antara undangan juga tampak politisi PDIP yang juga Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati yang hadir sebagai kader PDIP.
Meski sempat diguyur hujan, deklarasi yang dilaksanakan di Taman Kota Sampit itu berlangsung meriah dengan kehadiran ratusan simpatisan atau pendukung. Koyem-SHD terus menyuarakan slogan mereka, yakni Koyem-SHD Gass Poll, Koyem-SHD Menyala, Kalteng Hebat.
Koyem-SHD resmi mendaftar sebagai bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Tengah pada 29 Agustus 2024 lalu. Keduanya diusung oleh lima partai politik, yaitu PDIP, Demokrat, PPP, Hanura dan Garuda.
Koyem menyebut, tujuan deklarasi ini tidak lain untuk menyampaikan ke masyarakat terkait kesiapan dirinya dan SHD untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Kalimantan Tengah.
“Hari ini menjadi titik awal perjuangan kami, Koyem-SHD untuk memenangkan Pilkada Kalteng 2024,” ujarnya.
Baca juga: KPU: Tiga paslon Pilkada Kotim jalani pemeriksaan kesehatan
Menurutnya, kolaborasi antara dirinya dan SHD merupakan kolaborasi yang sempurna, satu dari timur dan satu lagi dari barat, sehingga tidak ada ketimpangan dan pembangunan di wilayah Kalteng bisa lebih merata.
Keduanya sama-sama memiliki pengalaman sebagai bupati dua periode, Koyem pernah menjabat sebagai Bupati Barito Utara (Barut) pada 2013-2018 dan 2018-2023, sedangkan SHD menjabat sebagai Bupati Kotim pada 2010-2015 dan 2016-2021. Dengan pengalaman tersebut, mereka yakin bisa membawa Kalteng lebih baik kedepannya.
“Saya berpengalaman membangun Barut dan alhamdulillah selama dua periode itu Barut mengalami banyak kemajuan, begitu pula dengan SHD yang berhasil membangun Kotim lebih maju. Oleh karena itu kami berdua siap mendedikasikan diri untuk membangun Kalteng,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Koyem juga menyampaikan sejumlah visi misi apabila terpilih sebagai Gubernur Kalteng bersama SHD sebagai wakilnya. Antara lain terkait pembangunan infrastruktur, bidang kesehatan, pendidikan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA).
Disebutkan, bahwa Kalteng kaya akan SDA. Akan tetapi tata kelolanya masih belum optimal. Ia ingin kedepannya SDA di Kalteng tidak hanya dikeruk, tapi juga bisa memberikan timbal balik untuk pembangunan di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa dalam kontestasi politik kerap bermunculan isu-isu negatif dari lawan maupun kawan politik yang tidak selaras. Untuk itu, ia meminta kepada para simpatisan agar bersikap bijak dan dewasa menyikapi isu negatif tersebut.
“Karena sebaik apapun visi misi kami akan menjadi tidak baik di mata lawan politik. Maka dari itu kami memerlukan bantuan untuk meluruskan isu-isu negatif supaya kami tetap dicintai masyarakat Kalteng,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk raihan suara pada Pilkada 2024 pihaknya menargetkan 60-65 persen dari keseluruhan wilayah Kalteng, khususnya untuk Kotim ditargetkan 73 persen. Pasalnya, bakal paslon ini menaruh harapan besar kepada Bumi Habaring Hurung mengingat salah satunya berasal dari Kotim.
Baca juga: Harga ayam di Sampit mulai naik jelang Maulid Nabi
Sementara itu, SHD menambahkan secara khusus ada dua pembangunan infrastruktur yang akan mereka perjuangkan apabila terpilih memimpin Kalimantan Tengah. Pertama, perbaikan Jalan Mohammad Hatta atau Jalan Lingkar Selatan yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat Kota Sampit.
Jalan Lingkar Selatan menjadi jalur khusus bagi kendaraan berat agar tidak melintas di jalan dalam kota. Namun, sudah bertahun-tahun kondisi jalan tersebut rusak.
Akibatnya, tak sedikit kendaraan berat yang nekat melintas di dalam kota sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat atau pengguna jalan karena dinilai mengganggu kenyamanan dan keselamatan.
Pemkab Kotim sempat beberapa kali membantu pemeliharaan jalan tersebut, namun karena infrastruktur jalan yang belum memenuhi standar maka kerusakan jalan itu terus berulang. Sedangkan, Jalan Lingkar Selatan sejatinya berada di bawah kewenangan Pemprov Kalteng.
“Seandainya kami berdua dipercaya masyarakat menjadi gubernur dan wakil gubernur, kami berjanji Jalan Lingkar Selatan menjadi yang utama yang kami aspal pada tahun pertama, karena sedikit saja sebenarnya, yakni 6 km, tapi sangat penting untuk keperluan perekonomian di Kotim,” tuturnya.
Disamping itu, ia juga menyinggung pembangunan Jembatan Mentaya untuk membuka keterisolasian dan telah lama dinantikan masyarakat di seberang Sungai Mentaya Sampit, meliputi beberapa kecamatan di antaranya Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.
Untuk pembangunan Jembatan Mentaya ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran kabupaten maupun provinsi yang jumlahnya terbatas. Sedangkan, berdasarkan perhitungan sementara pembangunan Jembatan Mentaya membutuhkan anggaran hampir Rp1,3 triliun.
Maka dari itu, ia berjanji mereka akan giat melobi ke pemerintah pusat agar mendapat dukungan anggaran dari APBN.
“Kalau mengandalkan anggaran provinsi tidak mungkin bisa maksimal, maka dari itu perlu kolaborasi kabupaten, provinsi dan pusat. Mudah-mudahan itu bisa terwujud di bawah kepemimpinan kami,” demikian SHD.
Baca juga: Harga emas 999 di Sampit stabil di Rp1,250 juta per gram
Baca juga: Disdik Kotim berikan uang pembinaan bagi pelajar berprestasi di O2SN
Baca juga: Bupati berharap tahun depan Airbus A320 bisa mendarat di Sampit