Penemuan tengkorak manusia di Kapuas diduga seorang mahasiswa ULM yang hilang
Kuala Kapuas (ANTARA) - Warga Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, digegerkan adanya penemuan sesosok tengkorak manusia di semak-semak hutan desa setempat.
“Sabar mas, kami masih di hutan menuju arah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” kata Kapolsek Mentangai, AKP Untung Basuki, dengan singkat saat dihubungi wartawan Kalteng.antaranews.com, Sabtu.
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, penemuan sesosok tengkorak manusia dalam posisi terlentang tersebut, pertama kali saat masyarakat melakukan perintisan jalan di wilayah hutan penghijauan PT. Asmin, Desa Sei Ahas, sekitar pukul 07.45 WIB.
Baca juga: Pencarian seorang mahasiswa ULM hilang di Kapuas masih berlanjut
Penemuan tengkorak manusia tersebut, diduga merupakan seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang dikabarkan hilang sejak lima bulan lalu pada Kamis (2/5/2024), bernama Aditya Dharma Santosa.
Karena saat dilokasi penemuan tersebut, sesosok tengkorang manusia itu masih mengenakan pakaian kaos warna merah dan celana jeans yang mirip dikenakan oleh korban Aditya saat hilang di hutan itu, serta diperkuat juga dengan adanya sejumlah barang-barang yang ditemukan di sekitar lokasi sama persis dengan milik mahasiswa ULM tersebut.
Baca juga: Seorang mahasiswa Unlam Banjarmasin dikabarkan hilang di Sei Ahas Kapuas
Dengan adanya penemuan tersebut, masyarakat pun langsung melaporkan penemuan sesosok tengkorak manusia yang diduga berjenis kelamin laki-laki itu, kepada pihak yang berwajib.
Dalam kasus ini belum ada keterangan resmi lebih lanjut dari pihak kepolisian terkait penemuan tengkorak manusia tersebut.
Sebelumnya, seorang mahasiswa ULM Banjarmasin bernama Aditya Dharma Santosa, dikabarkan hilang usai melakukan kegiatan geotagging di Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, bersama-sama dengan rekannya, pada Kamis (2/5/2024) lalu, sekitar pukul 16:00 WIB.
Upaya pencarian dilakukan oleh Tim Gabungan baik dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya, BPBD Kapuas, TNI/ Polri, relawan dan masyarakat setempat, namun tidak ditemukan.
Hingga satu minggu lebih dilakukan upaya pencarian oleh Tim Gabungan, namun tidak membuahkan hasil, dan akhirnya pencarian korban mahasiswa tersebut, dihentikan.
“Sabar mas, kami masih di hutan menuju arah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” kata Kapolsek Mentangai, AKP Untung Basuki, dengan singkat saat dihubungi wartawan Kalteng.antaranews.com, Sabtu.
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, penemuan sesosok tengkorak manusia dalam posisi terlentang tersebut, pertama kali saat masyarakat melakukan perintisan jalan di wilayah hutan penghijauan PT. Asmin, Desa Sei Ahas, sekitar pukul 07.45 WIB.
Baca juga: Pencarian seorang mahasiswa ULM hilang di Kapuas masih berlanjut
Penemuan tengkorak manusia tersebut, diduga merupakan seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang dikabarkan hilang sejak lima bulan lalu pada Kamis (2/5/2024), bernama Aditya Dharma Santosa.
Karena saat dilokasi penemuan tersebut, sesosok tengkorang manusia itu masih mengenakan pakaian kaos warna merah dan celana jeans yang mirip dikenakan oleh korban Aditya saat hilang di hutan itu, serta diperkuat juga dengan adanya sejumlah barang-barang yang ditemukan di sekitar lokasi sama persis dengan milik mahasiswa ULM tersebut.
Baca juga: Seorang mahasiswa Unlam Banjarmasin dikabarkan hilang di Sei Ahas Kapuas
Dengan adanya penemuan tersebut, masyarakat pun langsung melaporkan penemuan sesosok tengkorak manusia yang diduga berjenis kelamin laki-laki itu, kepada pihak yang berwajib.
Dalam kasus ini belum ada keterangan resmi lebih lanjut dari pihak kepolisian terkait penemuan tengkorak manusia tersebut.
Sebelumnya, seorang mahasiswa ULM Banjarmasin bernama Aditya Dharma Santosa, dikabarkan hilang usai melakukan kegiatan geotagging di Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, bersama-sama dengan rekannya, pada Kamis (2/5/2024) lalu, sekitar pukul 16:00 WIB.
Upaya pencarian dilakukan oleh Tim Gabungan baik dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya, BPBD Kapuas, TNI/ Polri, relawan dan masyarakat setempat, namun tidak ditemukan.
Hingga satu minggu lebih dilakukan upaya pencarian oleh Tim Gabungan, namun tidak membuahkan hasil, dan akhirnya pencarian korban mahasiswa tersebut, dihentikan.