Sukamara (ANTARA) - Penjabat Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah, Rendy Lesmana menanggapi unggahan terkait dirinya oleh salah satu akun netizen di media sosial yang menurutnya merugikan.
Akun tersebut mengunggah salah satu foto miliknya menggunakan baju batik Khas Kalteng yang dinilai sama dengan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati saat menghadiri debat Pilkada Kabupaten Sukamara di Jakarta. Menurutnya, penggiringan opini tersebut sangat tidak mendasar.
“Saya menganggap itu hanya opini pribadi yang dikembangkan untuk menyerang saya secara pribadi saja. Sebab saat itu saya menggunakan batik dengan motif atau corak yang sangat berbeda sekali dengan salah satu paslon waktu menghadiri debat di Jakarta," ucapnya di Sukamara, Kamis.
Dia menjelaskan, warna batik yang dikenakannya juga tidak sama persis dengan batik paslon. Untuk itu dirinya menganggap tidak bisa dijadikan sebagai dasar bahwa kenetralan dirinya dipertanyakan sebagai PNS karena sangat tidak relevan.
Menurut Rendy, siapapun memiliki hak untuk menggunakan baju dengan warna apapun. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk mempertanyakan kenetralannya hanya karena sama-sama menggunakan baju batik Khas Kalteng.
“Saya merasa ini hanya sebagai salah satu cara seseorang untuk menyerang pribadi saja. Tetapi itu tidak akan saya permasalahkan. Sebab, saya menganggap hal tersebut juga tidak benar. Hanya karena warnanya saja yang hampir sama dengan salah satu paslon,” jelasnya.
Baca juga: Penjabat Bupati Sukamara minta minta kades selalu aktif berkoordinasi dengan Pemkab
Dirinya menyampaikan, batik Kalteng memiliki berbagai jenis dan rupa. Salah satunya seperti yang digunakannya saat menghadiri debat paslon waktu itu dengan motif tameng batang garing dan burung tingang khas Suku Dayak.
“Bila baju batik yang saya gunakan saat itu dinilai mendukung salah satu paslon, saya bisa tegaskan itu tidak sama sekali. Karena baju batik motif Dayak merupakan ciri khas Kalteng, jadi saya hanya ingin menunjukkan kepada publik nasional saja,” terang Rendy.
Mengenai adanya kontroversi secara online yang mempertanyakan kenetralannya sebagai PNS, dianggapnya sebagai hal biasa yang ingin menjatuhkan dirinya secara pribadi dan lebih mengarah kepada fitnah yang sangat tidak mendasar.
Rendy menganggap ini hanya fitnah yang dilontarkan kepada saya pribadi agar publik merasa bahwa itu kebenarannya.
"Namun, saya menganggap itu hoax saja. Saya berharap, kepada siapapun agar mari bersama-sama kita menjaga pilkada damai, aman, dan nyaman bagi semua lapisan masyarakat. Jangan hanya karena ketidaksukaan, sehingga menyebarkan berita-berita bersifat hoax atau fitnah,” demikian Rendy.
Baca juga: Kejari Sukamara tahan mantan kades dan sekdes Petarikan
Baca juga: Pemerintah diminta tingkatkan jalan di Lamandau dan Sukamara
Baca juga: Kejari Sukamara berpartisipasi cegah politik SARA di Pilkada 2024