Sampit (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Muhammad Irfansyah mengingatkan kepada seluruh tenaga pendidik di wilayah setempat bahwa pendidikan harus tetap berjalan di tengah transisi kepemimpinan.
“Pendidikan harus tetap berjalan, harus tetap kita laksanakan kapanpun. Ingat pada saat pandemi COVID-19 saja pendidikan tetap berjalan, apalagi pada saat transisi pemerintahan seperti sekarang ini,” kata Irfansyah di Sampit.
Seperti diketahui, di Indonesia saat ini tengah dalam masa transisi kepemimpinan, baik di tingkat pemerintah pusat hingga daerah. Hal ini juga berdampak pada bidang pendidikan, ditandai dengan pergantian pucuk kepemimpinan di kementerian yang menangani bidang pendidikan.
Bahkan, beredar kabar bahwa kurikulum pendidikan akan kembali berganti seiring dengan pergantian kepemimpinan, padahal kurikulum pendidikan terakhir yakni Kurikulum Merdeka baru diterapkan pada awal 2024 atau bisa disebut baru seumur jagung.
Terlepas dari kabar tersebut, Irfansyah mengingatkan kepada tenaga pendidik atau guru agar fokus pada tugas utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
“Kita tidak bisa memandang ke belakang, tetapi harus tetap memandang dan berjalan ke depan. Pendidikan itu tidak boleh mati, tapi harus terus berjalan seiring dengan perkembangan zaman,” imbuhnya.
Baca juga: Kotim sabet lima penghargaan Apresiasi Bunda PAUD Kalteng
Ia melanjutkan, guru memiliki peranan strategis dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter serta mampu menghadapi tantangan zaman, sehingga guru diharapkan bisa fokus dalam menjalankan tugasnya.
Dalam hal ini, ia menaruh harapan besar kepada para guru penggerak. Sebab, para guru yang telah mengikuti program guru penggerak telah mendapat pendidikan untuk bisa menjadi pemimpin pembelajaran.
“Seperti ketika pandemi COVID-19 lalu, saat itu pendidikan kita sempat stagnan tetapi dengan adanya guru penggerak ketertinggalan itu bisa kita kejar. Peran guru penggerak ini tetap kami harapkan untuk bisa mendukung pendidikan di Kotim kedepannya,” ucapnya.
Guru penggerak bukan hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menginspirasi dan memotivasi siswa dan rekannya. Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa tantangan pendidikan saat ini semakin kompleks dan guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada.
“Seperti slogan kita yaitu bergerak, tergerak dan menggerakkan, sehingga saya berharap para guru penggerak bisa menggerakkan rekan-rekannya,” demikian Irfansyah.
Baca juga: SMPN 1 Sampit tegas larang peserta didik bawa motor ke sekolah
Baca juga: Disdik Kotim selektif terkait izin pinjam pakai rumah dinas guru
Baca juga: SMPN 1 Sampit perkuat komitmen bersama orang tua murid