Claudio Ranier miliki gaya sepak bola menyerang

id Claudio Ranieri,pelatih,as roma,liga europa

Claudio Ranier miliki gaya sepak bola menyerang

Pelatih kepala Roma asal Italia, Claudio Ranieri, terlihat menjelang kick-off pertandingan sepak bola Fase Liga Eropa UEFA antara Tottenham Hotspur dan Roma di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada Kamis (28/11/2024). (ANTARA/AFP/Justin Tallis)

Jakarta (ANTARA) - Pelatih baru AS Roma Claudio Ranieri menegaskan gaya sepak bolanya adalah menyerang, bukan bertahan.

Pelatih 73 tahun asal Italia itu mengatakan gaya sepak bola inilah yang ia bawa saat Roma mencuri satu poin dari Tottenham Hotspur dengan skor 2-2 dalam lanjutan Liga Europa di Stadion Tottenham Hotspur, Jumat dini hari WIB.

"Tentu kami bertahan, tetapi saya tidak suka bertahan. Kami harus membalas pukulan demi pukulan, dan itu bukanlah pesan yang ingin saya sampaikan kepada tim dan para penggemar," kata Ranieri, dikutip dari laman resmi klub, Jumat.

Ia mengaku mungkin saja dirinya kurang jelas dalam memberikan instruksi kepada anak-anak asuhnya yang lebih bermain bertahan pada laga pertamanya melawan Napoli pekan lalu.

Saat itu, Roma hanya menguasai bola sebanyak 37 persen dan melepaskan enam total tembakan yang hanya satu tepat sasaran. Alhasil, Napoli yang dominan menguasai bola keluar sebagai pemenang dengan skor 1-0 melalui gol Romelu Lukaku.

Dan saat melawan Spurs, penguasaan bola Giallorossi seimbang dengan tim tuan rumah. Jumlah peluang mereka juga bertambah menjadi 18 total tembakan yang tujuh di antaranya tepat sasaran.

Evan Ndicka (20') dan Mats Hummels (90+1') mengonversikan peluang menjadi dua gol untuk menyamakan kedudukan setelah dua kali tertinggal melalui Son Heung-min (5') dan Brennan Johnson (33').

"Hari ini, saya memberi tahu mereka: 'Mungkin saya tidak menjelaskan diri saya dengan jelas di Naples. Saya tidak menginginkan tim yang hanya bertahan; saya menginginkan tim yang selalu menyerang'," jelas mantan pelatih yang membawa Leicester City juara itu.

"Saya yakin setiap penggemar dari setiap tim menyukai tim yang berusaha menang. Berhasil atau tidak adalah cerita lain, tetapi tim yang hanya bertahan bukanlah gaya saya," tambah dia.

"Jadi, saya memberi tahu mereka dengan sangat jelas tentang apa yang perlu mereka lakukan. Dan mereka mengerti; mereka merespons dengan cemerlang, dan tidak pernah menyerah," tutup dia.

Meski meraih satu poin melawan Spurs, sayangnya hasil ini masih tak cukup mengantarkan Roma keluar dari posisi bawah klasemen sementara di Liga Europa. Mereka kini berada di posisi ke-21 dengan enam poin, berjarak empat poin dari Spurs yang berada di posisi kesembilan.