Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menyebut keberhasilan Kafilah Kotim meraih juara umum Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) XXXII Tingkat Provinsi Kalteng merupakan kado terindah selama kepemimpinan Harati.
“Ini merupakan kado terindah di pemerintahan Harati. Karena kurang lebih sudah 10 tahun dan baru kali ini kita kembali meraih juara umum MTQH tingkat provinsi,” kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan dalam acara penyambutan kedatangan Kafilah MTQH Kotim di rumah jabatan bupati setempat, pasca mengikuti ajang MTQH XXXII Tingkat Provinsi Kalteng di Kota Palangka Raya.
Harati adalah sebutan untuk Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati yang kini menjadi kepala daerah di Kotim. Keduanya juga terpilih kembali pada Pilkada 2024, meskipun sementara ini penetapan kepala daerah terpilih secara resmi masih berproses.
Atas nama Pemkab dan masyarakat Kotim, Halikinnor mengucapkan selamat kepada para kafilah atas keberhasilan meraih juara umum. Prestasi ini adalah buah dari kerja keras, doa, dan dukungan semua pihak, baik peserta, pembina, pelatih, hingga orang tua dan masyarakat yang senantiasa memberikan semangat.
Kemenangan ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Kafilah MTQH, tetapi juga dan kecintaan terhadap nilai-nilai Al Quran tetap terjaga dan terus berkembang di daerah tersebut.
“Meraih predikat juara umum ini jelas tidak mudah, makanya saya bilang ini adalah kado terindah. Mudah-mudahan, kedepannya kafilah kita tetap eksis mampu mempertahankan juara umum,” ucapnya.
Baca juga: BPBD Kotim imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem
Halikinnor melanjutkan, meraih predikat juara umum memang tidak mudah dan butuh segala upaya. Namun, ia mengingatkan bahwa mempertahankan predikat itu jauh lebih sulit daripada meraihnya.
Kabupaten/kota lainnya di Kalteng tentu akan berupaya lebih keras, baik itu melalui pembinaan dan pelatihan yang ditingkatkan hingga mengundang pelatih dari luar daerah.
Juara umum memang bukan tujuan utama dari keikutsertaan pada ajang MTQH ini, melainkan sebagai sarana untuk memasyarakatkan Al Quran dan menggalakkan syiar Islam.
Namun, di sisi lain juara umum juga perlu, sebab ini bisa menjadi barometer bagi pemerintah daerah maupun lembaga terkait untuk menilai bahwa pembinaan maupun pelatihan yang dilakukan selama ini sudah pada jalur yang benar.
Oleh sebab itu, ia berpesan kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kotim agar tetap konsisten dalam melakukan pembinaan, sehingga para kafilah mampu bersaing dengan baik di tingkat provinsi.
“Keberhasilan ini tentu harus kita syukuri bersama, bukan hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga melalui komitmen untuk terus memperkuat nilai-nilai dan mendukung kegiatan keagamaan di masyarakat,” ujarnya.
Tak kalah penting, ia mengingatkan LPTQ Kotim untuk mempersiapkan generasi penerus. Karena dalam ajang MTQH ada batasan usia. Ketika seorang qari atau qariah sudah melampaui batas usia yang ditentukan, maka mau tidak mau harus mencari penggantinya.
Baca juga: Lansia di Kotim antusias meriahkan Hari Ibu
Terakhir, ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan spirit dalam membangun Kotim yang lebih maju dan sejahtera.
“Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan pembinaan di masa depan, sehingga kita bisa mempertahankan bahkan meningkatkan capaian ini,” demikian Halikinnor.
Sesuai janjinya pada saat melepas Kafilah Kotim untuk mengikuti MTQH XXXII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Halikinnor membagikan bonus bagi para kafilah yang berhasil meraih juara.
Bonus tersebut berupa uang tunai dengan besaran bervariasi sesuai tingkatan juara yang diraih. Bagi juara I mendapat bonus Rp15 juta, juara II Rp7,5 juta, juara III Rp5 juta dan juara harapan Rp1 juta.
Sementara itu, berdasarkan laporan Ketua Harian LPTQ Kotim Burhanuddin diketahui bahwa yang meraih juara I sebanyak 10 orang, juara II sebanyak enam orang, juara III sebanyak lima orang, lalu juara harapan I dan II sebanyak 13 orang.
“Untuk juara I memang ada 10 orang, tapi dua di antaranya di cabang eksibisi, yakni kaligrafi digital, sehingga tidak memberikan poin dalam ajang ini. Namun, tahun depan kaligrafi juga akan menjadi cabang lomba resmi, jadi kita bersyukur bisa mendapat juara I,” ungkapnya.
Burhanuddin pun menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Kotim, khususnya Bupati, atas segala bantuan dan dukungan sehingga Kafilah Kotim bisa mengikuti tahapan demi tahapan MTQH dengan lancar sampai akhirnya berhasil meraih juara umum.
Kesempatan itu, ia memperkenalkan sejumlah kafilah yang langganan menyumbang prestasi untuk Kotim dan menjadi aset bagi daerah.
Di antaranya Imam Al Hakim yang sembilan kali berturut-turut meraih juara I di cabang lomba tafsir ke bahasa Indonesia, lalu Firda Fahriani yang enam kali meraih juara I di cabang lomba yang sama namun khusus perempuan.
Baca juga: Lansia di Kotim antusias meriahkan Hari Ibu
Baca juga: Bupati Kotim minta Dekopinda jadi wadah musyawarah koperasi
Baca juga: Jumlah dokter di Kotim belum capai 50 persen dari kebutuhan