Bank Indonesia dorong BUMD di Kotim kelola pangan

id Bank Indonesia dorong BUMD di Kotim kelola pangan, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, bank Indonesia, ekonomi

Bank Indonesia dorong BUMD di Kotim kelola pangan

Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Sampit. Sebagian bahan pangan di Sampit masih dipasok dari luar daerah, khususnya Pulau Jawa melalui jalur laut sehingga turut memengaruhi kondisi stok dan harga bahan pangan. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Bank Indonesia mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Kotawaringin Timur menjalankan usaha di bidang pengelolaan pangan karena menguntungkan dan mempunyai peran strategis.

"Kalau di Kotawaringin Timur ada inisiasi untuk mengoptimalkan BUMD itu saya kira sangat baik karena beberapa sudah ada pengalaman terkait BUMD pangan ini mampu mengendalikan harga di saat-saat yang diperlukan, utamanya dalam komoditas-komoditas yang di luar cakupan Bulog," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yuliansah Andrias di Sampit, Senin.

Bank Indonesia terus berupaya bergerak dalam pengendalian inflasi, salah satunya dengan menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan. Bank Indonesia menginisiasi diskusi mengenai kemungkinan mengembangkan BUMD yang berkecimpung dalam bidang pengelolaan pangan.

Diskusi bisa dilakukan terkait perluasan cakupan usaha BUMD tanpa perlu mendirikan BUMD yang baru. Untuk mewujudkan ini, BUMD di Kotawaringin Timur bisa melakukan kaji tiru ke BUMD di daerah lain yang sudah sukses menjalankan usaha di bidang ini sehingga bisa menjadi pendorong pengembangan industri pangan di daerah.

BUMD juga bisa terlibat dalam pemanfaatan teknologi di bidang pertanian seperti "digital farming" untuk komoditas hortikultura. Upaya ini sudah banyak dilakukan daerah lain sehingga bisa menjadi rujukan.

"Ini nanti diharapkan bisa menambah pasokan dari komoditas yang memang menjadi penyumbang atau pemicu inflasi pada saat-saat tertentu. Memang tidak mudah untuk menjalankan ini, namun saya kira dengan sinergi dan kolaborasi nanti bisa kita wujudkan," ujar Yuliansah Andrias.

Dia menegaskan, Bank Indonesia siap bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk modifikasi berbagai teknologi yang intinya adalah mendorong peningkatan produktivitas tanaman pangan. Langkah ini untuk mengatasi dan memastikan agar dari sisi pasokan bisa tetap terpenuhi.

Baca juga: Warga Sampit antusias belanja di pasar murah untuk persiapan Ramadhan

Bank Indonesia melakukan pemetaan untuk melihat kondisi pada 2025 ini. Tujuannya untuk memilah faktor yang sifatnya mendorong inflasi maupun faktor yang bisa menjadi penahan inflasi.

Yuliansah menyebut, memang salah satunya faktor pendorong inflasi saat ini adalah ketidakstabilan di sisi global yang imbasnya bisa sampai ke daerah. Untuk itu perkembangan situasi seperti ini harus diantisipasi bersama, termasuk oleh Bank Indonesia agar dampak yang muncul tidak separah seperti yang dibayangkan.

"Makanya salah satunya kami mendorong pembentukan badan usaha yang mengelola komoditas-komoditas di luar yang biasa dikelola atau kewenangan Bulog," ujarnya mengulangi.

Yuliansah juga menyinggung kondisi infrastruktur jaringan jalan dan jembatan serta transportasi yang perlu menjadi perhatian dalam menghadapi Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Antisipasi harus dilakukan, khususnya terhadap meningkatnya intensitas hujan agar dampaknya tidak sampai mengganggu arus barang dan jasa.

Bank Indonesia juga mendorong kerja sama antardaerah demi kelancaran pasokan bahan pangan. Apalagi, pemenuhan kebutuhan pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur hampir seluruhnya dipasok dari luar daerah sehingga rawan muncul gangguan.

"Kemarin kami juga menginisiasi dan mendorong optimalisasi penanaman bawang merah untuk mencegah inflasi. Kemudian dari sisi kewenangan, kita lihat memang ada beberapa kebijakan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk intervensi agar upaya lebih optimal," demikian Yuliansah Andrias.

Baca juga: Dinkes Kotim tegaskan efisiensi anggaran tidak menghambat layanan kesehatan

Baca juga: Pengurus Muhammadiyah Kotim minta rehabilitasi gedung sekretariat

Baca juga: Pelaku UMKM dominasi pengguna QRIS di Kalteng