Pelaku UMKM dominasi pengguna QRIS di Kalteng

id Pelaku UMKM dominasi pengguna QRIS di Kalteng, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, ekonomi, bank indonesia

Pelaku UMKM dominasi pengguna QRIS di Kalteng

Salah seorang warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur pengguna transaksi menggunakan QRIS. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyebutkan pengguna transaksi QRIS di Kalimantan Tengah saat ini didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Pengguna QRIS di Kalimantan Tengah 98 persen itu adalah pelaku UMKM. Kami sangat mengapresiasi ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yuliansah Andrias di Sampit, Senin.

QRIS merupakan metode transaksi menggunakan kode QR. QRIS semakin diminati pelaku usaha maupun masyarakat karena dinilai praktis dan efektif.

Jumlah merchant QRIS pada bulan Januari 2025 bertambah sebesar 5.662 merchant, yang didominasi oleh UMKM sebesar 98,61 persen dari total merchant. Daerah pengguna ORIS terbanyak adalah Kota Palangka Raya dengan pangsa 22,9 persen. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan volume transaksi QRIS dan new user RIS.

Yuliansah Andrias mengatakan, BI terus mendorong penggunaan QRIS sekaligus melakukan literasi keuangan kepada pelaku UMKM. Tujuannya agar pelaku UMKM semakin baik dalam mengelola keuangan, termasuk sistem pembukaannya dan lainnya.

Beberapa manfaat transaksi menggunakan QRIS di antaranya, warga tidak perlu membawa uang tunai. Warga mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, meminimalisir kontak sehingga lebih higienis serta meminimalisir penipuan.

Baca juga: Evaluasi KPU Kotim, pilkada dinilai berjalan baik

QRIS menyediakan alternatif pembayaran, transaksi lebih cepat dan efisien, meminimalisir penipuan. Melalui QRIS, pemantauan dan analisis transaksi yang lebih mudah.

Transaksi menggunakan QRIS secara juga akan langsung masuk ke rekening pelaku usaha. Di sisi lain, transaksi dengan cara ini juga terpantau dalam transaksi perbankan karena penggunaan QRIS harus menggunakan rekening bank sebagai salah satu syaratnya.

"Jadi ini secara tidak langsung juga mengajari pelaku usaha, khususnya UMKM tentang bagaimana mengelola keuangan. Ini juga cara Bank Indonesia bersama kawan-kawan di industri perbankan dan pemerintah daerah untuk terus mendorong penggunaan uang nontunai ini secara masif, terutama di kabupaten Kotawaringin Timur," jelas Yuliansah Andrias.

Bank Indonesia juga melaporkan transaksi nontunai lainnya seperti transfer dan lainnya. Peningkatan transaksi nontunai biasanya situasional pada momen-momen hari besar keagamaan.

"Dia akan tinggi ketika menjelang hari-hari besar keagamaan. Transaksinya akan meningkat menjelang hari besar keagamaan dan akan melandai kembali pada saat normal," demikian Yuliansah Andrias.

Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan pasar murah cegah lonjakan harga selama Ramadhan

Baca juga: Jelang pensiun, PNS Pemkab Kotim dilatih berwirausaha

Baca juga: DLU tawarkan diskon tarif untuk sukseskan angkutan Lebaran di Sampit