Pemkab Kotim minta IBI terus beradaptasi dengan perkembangan zaman

id Pemkab Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, ibi, bidan, kesehatan

Pemkab Kotim minta IBI terus beradaptasi dengan perkembangan zaman

Penjabat Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol hadiri pembukaan Muscab VIII IBI Kotim di Hotel Aquarius Boutique Sampit, Minggu (27/4/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Sanggul Lumban Gaol meminta Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk selalu membantu para anggotanya agar terus beradaptasi seiring perkembangan zaman.

“Bidan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kami berharap dengan kepemimpinan baru dan dukungan pemerintah daerah peran IBI semakin optimal,” kata Sanggul di Sampit, Minggu.

Hal ini ia sampaikan pada acara Musyawarah Cabang (Muscab) VIII IBI Kotim dalam rangka menetapkan kebijakan organisasi dalam cabang berdasarkan kebijakan pengurus pusat melalui pengurus daerah serta pelantikan Pengurus IBI Kotim periode 2023-2028.

Acara yang digelar di Hotel Aquarius Boutique Sampit ini turut dihadiri oleh Ketua IBI Kalteng Siti Saudah, pengurus dan anggota IBI Kotim tingkat cabang dan ranting.

Sanggul menjelaskan, pelayanan kesehatan merupakan hak konstitusional setiap warga negara yang dijamin dalam pembukaan Undang-Undang 1945 sebagai bagian dari tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk mencapai itu, pembangunan kesehatan menjadi bagian penting dari pembangunan nasional yang berkelanjutan dan menyeluruh. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

Pembangunan kesehatan memerlukan upaya, sumber daya dan pengelolaan kesehatan secara berkeadilan, partisipatif dan berkelanjutan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

“Tenaga kesehatan memegang peran penting dalam mewujudkan itu. Mereka adalah individu yang mengabdikan diri di bidang kesehatan dengan sikap profesional, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tinggi, serta memiliki kewenangan tertentu dalam pelaksanaan layanan kesehatan,” ujarnya.

Ia berharap Muscab VIII IBI Kotim ini menjadi sarana untuk menjaga dan meningkatkan eksistensi organisasi melalui konsolidasi, memperkuat posisi IBI sebagai organisasi profesi yang andal, serta meningkatkan kualitas anggota melalui pengembangan pengetahuan.

Menurutnya, bidan juga harus bisa beradaptasi dengan perubahan masyarakat dan kemajuan Iptek dan itu memerlukan semangat perubahan, kolaborasi dan komitmen dalam memberikan pelayanan berbasis bukti.

Baca juga: Kualitas MTQ jadi barometer pembinaan seni baca Al Qur'an di Kotim

Hal ini menjadi penting untuk memperkuat peran bidan dalam sistem kesehatan nasional, terutama dalam menurunkan angka kematian ibu maupun bayi dan stunting di wilayah Kotim yang saat ini masih menempati posisi tertinggi di Kalimantan Tengah, yakni 19,14 persen.

“Untuk itu kami berharap peran para bidan di Bumi Habaring Hurung ini semakin optimal untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat di masa depan,” pungkasnya.

Ketua IBI Kotim Mursyidah menyampaikan IBI merupakan organisasi profesi sekaligus organisasi sosial kemasyarakatan yang diselenggarakan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang terus disempurnakan seiring perkembangan organisasi.

Muscab IBI Kotim merupakan agenda yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan diikuti oleh pengurus ranting IBI dan perwakilan anggota se-kabupaten.

Muscab VIII IBI Kotim merupakan forum tertinggi tingkat kabupaten yang menjadi wadah konsolidasi, pembinaan pengurus dan anggota IBI. Melalui Muscab ini dilaporkan hasil program kerja selama lima tahun lalu dan perencanaan program kerja lima tahun ke depan.

“Selama lima tahun masa bakti, banyak kendala yang kami hadapi mulai dari pandemi COVID-19, transformasi perubahan kebijakan mengenai eksistensi seluruh organisasi profesi hingga perubahan tata cara perpanjangan STR dan banyak lagi,” sebutnya.

Mursyidah melanjutkan berbagai perubahan inilah yang menjadi tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang tidak mudah untuk IBI ke depan. Karena IBI sebagai wadah organisasi profesi perlu meningkatkan peran dan eksistensinya untuk kelangsungan organisasi.

Sesuai tema Muscab kali ini, yakni satukan langkah dalam transformasi kesehatan untuk penguatan pelayanan kebidanan berkesinambungan berbasis bukti, pihaknya berharap pemerintah daerah dapat terus mendukung upaya peningkatan kompetensi bidan.

Dukungan yang dimaksud berupa pelatihan dan pendidikan berkelanjutan terutama bidan yang sudah lama mengabdi serta peningkatan sarana dan prasarana tenaga bidan khususnya yang mengabdi di pelosok agar bisa memberikan pelayanan optimal.

“Kita tau saat ini semua layanan memerlukan pelaporan berbasis aplikasi namun tidak semua wilayah beruntung memiliki akses internet dan prasarana yang memadai, maka dari itu kami berharap dukungan dari pemerintah daerah agar pelayanan rekan-rekan kami bisa berjalan optimal,” demikian Mursyidah.

Baca juga: BPBD Kotim antisipasi kekeringan untuk dukung swasembada pangan

Baca juga: Santri di Kotim hadapi risiko serangan buaya hanya untuk mandi

Baca juga: Fraksi Golkar DPRD Kotim sebut Kota Sampit perlu ditata ulang