Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengapresiasi DPD Juru Sembelih Halal (Juleha) Kotim yang memberikan edukasi bagi masyarakat tentang cara penyembelihan hewan sesuai syariat Islam untuk menjamin kehalalannya.
“Kegiatan seperti ini sangat penting dan strategis, terutama dalam memastikan proses penyembelihan hewan kurban dilakukan sesuai dengan syariat Islam, sekaligus memenuhi aspek kesehatan, kebersihan, dan keamanan pangan,” kata Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kotim Muhammad Saleh di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan pelatihan juru sembelih halal yang digelar di aula Kantor Kemenag Kotim dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.
Saleh menyebut, kegiatan ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk memberikan jaminan kehalalan produk makanan bagi masyarakat serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi para juru sembelih halal yang ada di daerah.
Menjadi juru sembelih halal bukan hanya pekerjaan teknis, tetapi juga amanah besar yang menyangkut ibadah umat dan kemaslahatan masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi DPD Juleha Kotim menggelar kegiatan pelatihan ini sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam menyambut Hari Raya Idul Adha, serta sebagai bentuk pembinaan keagamaan yang konkret bagi masyarakat.
“Saya berharap para peserta pelatihan bisa mengikuti kegiatan ini dengan serius, menyerap ilmu dan keterampilan yang diberikan serta mengaplikasikannya secara tepat di lapangan nantinya,” pungkasnya.
Ketua DPD Juleha Kotim Zainuddin mengaku bersyukur kegiatan yang digelar secara swadaya dan dalam waktu yang singkat ini mendapat respons yang positif. Pasalnya, jumlah peserta yang hadir melampaui ekspektasinya, yang membuktikan antusiasme masyarakat.
Baca juga: DPKP Kotim periksa kesehatan hewan kurban di 60 lokasi
“Awalnya kami menargetkan 60-70 peserta saja, tapi yang hadir mencapai 122 orang. Ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap produk halal, khususnya hewan sembelihan itu sangat tinggi,” ucapnya.
Ia meneruskan, dalam kegiatan ini DPD Juleha Kotim juga menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kotim, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotim dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), serta DPW Juleha Kalteng sebagai narasumber.
Pihaknya menyadari karena keterbatasan anggaran dan waktu persiapan, yakni hanya sekitar 10 hari sejak pengumuman, kegiatan kali ini belum bisa maksimal. Meski begitu, diharapkan memberikan manfaat bagi para peserta.
Untuk selanjutnya, pihaknya bercita-cita untuk menggelar acara yang lebih besar dan menjangkau seluruh wilayah Kotim. Sebab, pihaknya menargetkan setidaknya setiap masjid maupun musala memiliki satu juru sembelih halal, begitu pula rumah potong hewan/unggas.
“Saat ini baru lima rumah potong unggas yang kami data, belum keseluruhan yang di Kotim, untuk masjid ada sekitar 400, belum lagi musala, majelis taklim dan sebagainya, karena hampir semua itu melaksanakan kurban jadi perlu adanya juru sembelih halal,” sebutnya.
Selain itu, ia berharap kegiatan ini menjadi langkah awal bagi juru sembelih halal di Kotim untuk mendapat sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Sertifikasi ini menunjukkan bahwa juru sembelih tersebut memiliki pengetahuan agama, keterampilan teknis dalam penyembelihan dan pemahaman tentang standar kebersihan dan keamanan pangan.
Dalam hal ini, pemerintah daerah maupun kalangan pengusaha yang berkaitan dengan produk hewani bisa membantu memfasilitasi juru sembelih halal agar bisa mengikuti pelatihan ke jenjang yang lebih tinggi agar bisa mendapatkan sertifikasi tersebut.
Baca juga: Kemenkum Kalteng edukasi kekayaan intelektual pada siswa lewat program Ruki
“Kami disini hanya memberikan sertifikat pelatihan, tapi ini bisa menjadi dasar awal bagi peserta untuk mengetahui cara penyembelihan yang halalan thayyiban dan bisa melanjutkan ke pelatihan ke jenjang berikutnya sampai mendapatkan sertifikasi dari BNSP,” demikian Zainuddin.
Perwakilan DPW Juleha Kalteng Edi Riyanto turut mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang digelar DPD Juleha Kotim, sebab menurutnya memang penting mengedukasi masyarakat tentang tata cara penyembelihan yang baik dan benar sesuai syariat Islam.
“Karena selama ini kebanyakan masyarakat itu hanya yang penting dipotong dan selesai, tetapi disini kita berbagi pengetahuan cara memotong yang baik dan benar itu seperti apa, misalnya urat yang harus putus di mana, cara yang ihsan bagaimana,” tuturnya.
Ia pun menerangkan, bahwa saat ini sudah ada standar nasional Indonesia (SNI) terkait penyembelihan hewan, terutama hewan kurban. Meliputi cara penyembelihan, peralatan dan tempatnya.
Namun pengetahuan mengenai hal ini masih kurang di masyarakat. Kebanyakan cara penyembelihannya sudah benar, tetapi peralatan atau tempat yang tidak memadai sehingga mengakibatkan daging yang dihasilkan kurang baik atau diragukan kehalalannya.
“Jadi walaupun caranya sudah benar, tapi kalau tempat atau peralatan tidak sesuai maka tidak akan menjadikan daging itu halal. Karena halal itu harus murni, tidak bisa dicampur-campur,” terangnya.
Edi pun mengaku salut dengan antusiasme masyarakat Kotim dalam mengikuti pelatihan juru sembelih halal ini dan berharap kedepannya kegiatan serupa bisa dikembangkan dengan menjangkau kalangan generasi muda, seperti pelajar maupun mahasiswa.
Pelatihan dini terhadap generasi muda dinilai perlu sebagai bentuk persiapan kedepannya, sehingga edukasi ini bisa terus dilanjutkan ke generasi berikutnya.
“Kalau edukasi ini hanya ditujukan kepada orang yang sudah tua maka nanti akan hilang lagi ilmunya, kebiasaan lama bisa muncul kembali. Untuk itu, sasaran yang terbaik adalah generasi muda, harapan kita dengan begitu semua bisa tau cara yang baik dan halal untuk pemotongan hewan,” demikian Edi.
Baca juga: Wabup ajak masyarakat Kotim tanamkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Baca juga: Kades Baampah diberhentikan sementara akibat dugaan ijazah palsu
Baca juga: Umat Khonghucu Kotim gelar sembahyang Yue di tepi Sungai Mentaya