Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Irawati menyatakan bahwa ideologi Pancasila merupakan landasan pembangunan bangsa, sehingga seluruh lapisan masyarakat di kabupaten setempat harus menanamkan nilai-nilainya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
"Harus ersyukur bahwa kita di Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang menjadi pemersatu. Di mana setiap kebijakan yang diambil pemerintah, tak lepas dari apa yang disebut ideologi Pancasila itu," kata Irawati di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Kotim. Upacara tersebut diikuti oleh ASN di lingkungan Pemkab Kotim, TNI, Polri dan instansi vertikal.
Irawati menegaskan Pancasila merupakan landasan utama dalam pembangunan bangsa. Pancasila, sebagai ideologi negara, dianggap sebagai jiwa bangsa yang menyatukan keberagaman dan menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Apalagi Ideologi Pancasila juga menjadi landasan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Dengan mengacu pada ideologi Pancasila, maka setiap kebijakan pemerintah harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Disamping itu, nilai-nilai Pancasila mendorong pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama menciptakan kondisi yang kondusif bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
"Intinya, agar masyarakat dan pemerintah bisa bersatu, semuanya bisa merasakan manfaat dari suatu pembangunan dan kebijakan yang diambil oleh pimpinan itu bisa sampai ke masyarakat. Semua itu tak lepas dari ideologi Pancasila," pungkasnya.
Dalam upacara tersebut, Irawati juga membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Yudian Wahyudi sehubungan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila 2025.
Ia menyebutkan, Hari Lahir Pancasila adalah bukan hanya hari untuk mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pancasila tidak sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, tetapi menjadi jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
"Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia," ujarnya.
Dikatakan, dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia. Hal ini menjadi prioritas, karena menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah.
Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi. Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Baca juga: Kades Baampah diberhentikan sementara akibat dugaan ijazah palsu
Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial.
"Melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital," lanjutnya.
BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi ASN dan aparat negara.
Baca juga: Dishub Kotim sebut pemindahan aktivitas kapal barang dilakukan bertahap
Selanjutnya, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. Semua bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupkan dan dijalankan dalam tindakan nyata. Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri, tetapi seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.
Ia pun mengajak agar peringatan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Menjadikan setiap langkah, kebijakan, ucapan dan tindakan sebagai cerminan dari semangat Pancasila.
"Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral, sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan, dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya," demikian Irawati.
Baca juga: Cegah COVID-19, Dinkes Kotim imbau penderita flu gunakan masker
Baca juga: Umat Khonghucu Kotim gelar sembahyang Yue di tepi Sungai Mentaya
Baca juga: Dinkes Kotim kampanyekan hidup sehat bebas rokok
