Palangka Raya (ANTARA) - Pengurus Pusat Pemuda Katolik menilai insiden perusakan villa yang digunakan sebagai tempat ibadah di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, menjadi pengingat kembali untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan modernisasi agama.
Ruang ibadah harus menjadi tempat aman bagi siapa pun dan negara harus hadir menjamin kebebasan beragama tanpa rasa takut, kata Ketua Bidang Moderasi Beragama dan Hubungan Masyarakat Katolik Pengurus Pusat Pemuda Katolik Santi Manurung melalui rilis diterima di Palangka Raya, Senin.
"Kebebasan beragama itu pun bagian dari amanat UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila. Jadi, kasus intoleransi di Sukabumi, harus jadi penginggat bagi kita semua," kata dia.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik pun sangat prihatin sekaligus mengecam terjadinya pengrusakan vila yang bermula pada intoleransi di Sukabumi tersebut. Sebab, kejadian itu bukan hanya mencederai semangat toleransi beragama, tetapi juga berdampak traumatis, khususnya terhadap anak-anak yang hadir dalam ibadah tersebut.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Koordinator Bidang Program Eksternal dan Kemasyarakatan Pengurus Pusat Pemuda Katolik, R Bondan Wicaksono, menyatakan bahwa pihaknya telah dan akan terus berkoordinasi dengan Kapolri serta pihak-pihak terkait lainnya, agar penegakan hukum berjalan secara adil dan transparan.
Dia juga menegaskan bahwa Pemuda Katolik juga siap membantu para korban, khususnya anak-anak dan keluarganya melalui pendampingan maupun pemulihan psikososial.
"Ini bagian dari upaya kami agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Terpenting, proses hukum terhadap pelaku harus tetap berjalan," kata Bondan.
Sementara itu, Ellias Bere selaku Komisariat Cabang Pemuda Katolik Sukabumi, mengatakan bahwa pihaknya segera melakukan komunikasi dan pertemuan dengan berbagai pihak, khususnya organisasi-organisasi kepemudaan, dalam menyikapi kasus intoleransi di kabupaten setempat.
"Kami siap dan terus bergerak untuk memperkuat dialog dan toleransi beragama di Sukabumi. Jadi, kedepannya tidak terjadi lagi perusakan akibat dari intoleransi," kata Ellias.
Baca juga: Gubernur selalu siap dukung gerakan pemuda di Kalteng
Baca juga: Ditjenpas Kalteng konsen perbaiki internal bukti respons kabar tak baik UPT
Baca juga: Uskup Palangka Raya dukung pembentukan Pemuda Katolik di kabupaten se-Kalteng
Baca juga: Gubernur minta Pemuda Katolik berkontribusi membangun generasi muda Kalteng
