Tak ingin selalu dipuji, Gubernur Kalteng tanggapi kritik Huma Betang Night

id Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, Kalimantan Tengah, Kalteng, Huma Betang Night, car free night kalteng

Tak ingin selalu dipuji, Gubernur Kalteng tanggapi kritik Huma Betang Night

Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran menanggapi berbagai pertanyaan wartawan di halaman Istana Isen Mulang, Kamis (31/7/2025) sore. ANTARA/Jaya W Manurung.

Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran untuk kesekian kali, kembali bertemu dan memberikan kebebasan kepada ratusan wartawan, untuk menyampaikan berbagai pertanyaan maupun isu yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Media melalui wartawan merupakan salah satu mitra strategis pemerintah sekaligus menjadi mata dan telinga masyarakat, kata Agustiar saat bertemu wartawan di halaman Istana Isen Mulang, Kamis sore.

"Itulah kenapa saya tidak pernah membatasi ataupun melarang wartawan untuk bertanya apa saja. Jika memang mengkritik, tidak masalah sepanjang membangun," ucapnya.

Orang nomor satu di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu mengakui, masih banyak yang perlu diperhatikan dalam mempercepat kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Tetapi, menurut dirinya, sudah relatif banyak juga yang dilakukan sekalipun menjabat Gubernur Kalteng belum enam bulan.

"Itulah kenapa kami selalu bertemu dengan para wartawan, untuk mendengarkan pandangan maupun pertanyaan yang tanpa dibatasi. Kami jangan hanya dipuji. Silahkan ditanyakan saja apa yang memang perlu ditanya," kata Agustiar.

Dirinya pun memberikan tanggapan terhadap kegiatan Car Free Day atau biasa dikenal Huma Betang Night, yang dianggap menimbulkan kemacetan karena berada di Bundaran Besar Palangka Raya, sampah berserakan setiap pagi, dan anggaran ketika mendatangkan artis.

Dia mengatakan, kemacetan di Kota Palangka Raya relatif tidak pernah terjadi di Palangka Raya, sehingga tidak ada salahnya sesekali disaat week end atau malam minggu diadakan acara di Bundaran Besar. Jalur dari dan menuju ke Bundaran Besar Palangka Raya juga relatif banyak, serta kondisinya sangat baik.

"Kita juga inginlah memberikan hiburan kepada masyarakat kabupaten/kota di Kalteng ketika berada di Palangka Raya. Daripada setiap menjelang libur pergi ke provinsi tetangga untuk mendapatkan hiburan, kenapa tidak kita sediakan saja di Palangka Raya," ujar Agustiar.

Baca juga: Guru di Kalimantan Tengah sambut pencairan TPP

Selain itu, lanjut dia, kehadiran Huma Betang Night pun memberikan banyak dampak positif dalam melestarikan budaya dan perekonomian masyarakat. Sebab, dalam setiap acara tersebut, selalu diselipkan budaya dan kesenian asli Kalteng, sekalipun ada artis skala nasional.

"Para pedagang dan pelaku UMKM yang beraktivitas di sekitar acara Huma Betang Night itu pun, mayoritas orang lokal dan ber KTP Kalteng. Jika pun ada dari luar Kalteng, jumlahnya sangat kecil dan itu bagian dari keterbukaan provinsi ini,"

Terkait anggaran mendatangkan artis, Gubernur Kalteng itu mengakui Huma Betang Night pertama sampai ke empat memang dari APBD, tetapi nilainya sangat kecil, totalnya hanya Rp180 juta. Untuk acara ke lima dan seterusnya, berasal dari swakelola pejabat, termasuk dana pribadi dirinya.

"Kalau dinas yang buat, pasti anggarannya besar dan hanya sekali. Itulah kenapa saya ajak swakelola. Tetapi kebanyakan berasal dari dana pribadi saya kalau untuk mendatangkan artis. Nilainya juga tidak terlalu besar, Rp20 juta hingga 40 juta," demikian Agustiar.

Baca juga: Gubernur harap Hipmi hadirkan program inovatif berdampak di Kalteng

Baca juga: Gubernur pastikan karhutla di Kalimantan Tengah masih terkendali

Baca juga: Pemprov Kalteng selesaikan kesalahpahaman Satpol PP dan anggota Binda


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.