Dishub Kotim ingatkan pengendara perhatikan muatan saat melewati Sei Lenggana

id Pemkab Kotim, dishub kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, jembatan lenggana, lalu lintas

Dishub Kotim ingatkan pengendara perhatikan muatan saat melewati Sei Lenggana

Pelaksana Tugas Kepala Dishub Kotim Raihansyah menanggapi kemacetan di Sei Lenggana karena jembatan alternatif yang jebol, Jumat (8/8/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dinas Perhubungan) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah kembali mengingatkan pengendara agar memperhatikan tonase muatan ketika melewati jembatan alternatif di Sei Lenggana agar tidak melampaui kapasitas yang ditentukan.

“Kami mengimbau pengendara, khususnya seluruh perusahaan yang mempunyai armada angkutan dan sebagainya agar memperhatikan tonase angkutan, sehingga tidak merugikan pengguna jalan lainnya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Kotim Raihansyah di Sampit, Jumat.

Sebelum itu, ia menjelaskan bahwa saat ini tengah dilakukan penggantian Jembatan Sei Lenggana yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 21 arah Sampit-Pangkalan Bun.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah, karena jalan tersebut berstatus jalan nasional.

Kendati begitu, pemerintah daerah atau dalam hal ini Dishub Kotim bersama Satlantas Polres Kotim tetap memberikan dukungan demi kelancaran pekerjaan dengan melakukan rekayasa lalu lintas.

Hal ini dikarenakan, selama pengerjaan itu akses Jembatan Sei Lenggana ditutup total dan sebagai gantinya disiapkan jembatan alternatif di sisi kanan jalan. Namun, penting untuk diperhatikan oleh pengguna jalan bahwa jembatan alternatif ini tidak sekuat jembatan permanen.

“Awal-awal sebenarnya sudah dilakukan uji coba, saat itu ada truk yang mengalami masalah di tengah jembatan alternatif. Hal ini sudah kami evaluasi dan jembatan alternatif itu sudah diperbaiki, di mana berkaitan dengan tonase ini harus menjadi perhatian serius ketika melewati jembatan itu,” terangnya.

Namun, meski telah disosialisasikan sejak awal masih ada saja kendaraan angkutan yang membawa muatan melebihi kapasitas jalan. Seperti insiden yang terjadi pada Kamis (7/8) malam.

Sebuah truk tangki yang membawa muatan berlebih menyebabkan jembatan alternatif jebol dan truk itu pun harus dievakuasi menggunakan alat berat dan jembatan harus diperbaiki. Tetapi, proses itu tentu tidak bisa selesai dalam sekejap mata.

Butuh waktu kurang lebih dua hingga tiga jam untuk evakuasi truk tangki dan perbaikan jembatan sebelum bisa kembali dilalui. Akibatnya, antrean panjang kendaraan terjadi hingga beberapa kilometer baik itu dari arah Sampit maupun Pangkalan Bun.

“Itulah yang ramai dibahas di media sosial kemarin, karena ada truk yang ambles. Apalagi sehari-hari jalan itu memang luar biasa padat, karena itu jalan lintas provinsi, ada yang dari Kalimantan Barat juga lewat situ. Ketika ditutup selama dua jam saja macetnya sudah berkilo-kilo meter,” ujarnya.

Baca juga: DPRD Kalteng minta pemerintah segera perbaiki jalan menuju Pelabuhan Bagendang

Raihansyah melanjutkan, dari jauh hari pihaknya telah berkoordinasi dengan kontraktor setempat untuk mengantisipasi kejadian seperti ini dengan menyiagakan alat berat, tanah uruk dan kayu agar ketika perlu perbaikan jembatan alternatif bisa segera dilaksanakan.

Dalam kondisi biasa sebenarnya lalu lintas di area itu terbilang lancar, walaupun agak lambat karena diberlakukan akses buka tutup di jembatan alternatif, sehingga kendaraan dari arah Sampit ke Pangkalan Bun dan sebaliknya lewat secara bergantian.

Meski begitu, ia mengakui masih ada beberapa kendaraan yang membandel dengan membawa muatan melebihi kapasitas yang ditentukan, yaitu Massa Sumbu Terberat (MST) 8 ton.

Sementara jika kendaraan seperti itu diminta untuk putar balik juga tidak memungkinkan karena jarak yang terlalu jauh. Namun ia berharap dengan insiden yang terjadi baru-baru ini dapat menjadi pelajaran agar dapat mengatur muatan sebelum berangkat agar tidak bermasalah di perjalanan.

“Sekali lagi, kami mohon kerjasama para sopir maupun perusahaan yang memiliki armada angkutan agar memperhatikan betul masalah muatan. Sesama pengendara juga diharap bisa saling mengingatkan. Karena ini bukan tugas kami atau Satlantas saja, tetapi tugas bersama untuk kelancaran bersama,” tuturnya.

Raihan menambahkan, sebenarnya ada jalan alternatif yang bisa digunakan untuk menghindari lokasi perbaikan di Sei Lenggana, yakni melalui jalan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Jalan alternatif itu bisa diakses di kilometer 18 dan berujung di kilometer 21 Jalan Jenderal Sudirman setelah Jembatan Sei Lenggana.

Akan tetapi, ada beberapa pertimbangan yang membuat pihaknya tidak bisa membuka jalan alternatif itu sepanjang waktu dan hanya dibuka untuk situasi darurat saja, seperti ketika ambulans atau pemadam kebakaran perlu akses cepat.

Salah satu pertimbangannya adalah kondisi cuaca. Saat ini Kotim diliputi musim kemarau dan mulai mengalami kekeringan yang meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dikhawatirkan karena banyak kendaraan yang lewat, ada sopir yang membuang puntung rokok sembarangan dan memicu terjadinya karhutla. Apabila hal itu terjadi tentu akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan perkebunan.

“Kalau sudah begitu siapa yang mau tanggung jawab. Makanya, pertimbangan kami untuk jalan alternatif itu hanya digunakan ketika kondisi kacau saja,” demikian Raihansyah.

Baca juga: Polres Kotim musnahkan sabu-sabu dari sembilan tersangka

Baca juga: DLH Kotim apresias Pedrosa terbukti sangat membantu penanganan sampah

Baca juga: DPRD Kotim minta telusuri isu penyewaan ilegal aset pemerintah


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.