Jakarta (ANTARA) - Nvidia menjadi perusahaan publik pertama di dunia yang menembus valuasi 5 triliun dolar AS atau setara Rp83 kuadriliun, di tengah lonjakan permintaan terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dilansir dari Tech Crunch pada Kamis, kenaikan nilai saham Nvidia sebesar 5,6 persen pada Rabu (29/10) waktu setempat menjadi 212,19 dolar AS per lembar mendorong pencapaian tersebut.
Lonjakan harga saham terjadi usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa ia akan membahas chip Blackwell milik Nvidia dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis.
Selain itu, pasar juga merespons positif pernyataan CEO Nvidia Jensen Huang yang menyebutkan bahwa perusahaan menargetkan penjualan chip AI senilai 500 miliar dolar AS.
Huang mengungkapkan bahwa Nvidia tengah membangun tujuh superkomputer baru di Amerika Serikat untuk mendukung sektor keamanan, energi, dan sains yang akan menggunakan ribuan unit prosesor grafis (GPU) buatan Nvidia.
Dalam kesempatan yang sama, Nvidia mengumumkan investasi 1 miliar dolar AS di Nokia, dengan rencana pemanfaatan teknologi perusahaan tersebut untuk mendukung pengembangan jaringan 5G dan 6G berbasis AI menggunakan platform Nvidia.
Capaian ini datang hanya tiga bulan setelah Nvidia menembus kapitalisasi pasar 4 triliun dolar AS.
Sejak awal tahun 2025, nilai saham Nvidia telah meningkat lebih dari 50 persen, didorong oleh tingginya permintaan global terhadap GPU yang menjadi komponen utama dalam pengembangan model bahasa besar (large language models) dan aplikasi AI generatif.
GPU Nvidia kini menjadi komoditas bernilai tinggi karena jumlahnya yang terbatas, sementara permintaan terus meningkat dari berbagai pusat data di seluruh dunia. Strategi Nvidia yang mempertahankan eksklusivitas pasokan chip juga turut memperkuat posisinya di pasar.
Secara umum, saham-saham perusahaan teknologi global mengalami kenaikan tajam sepanjang tahun ini, didorong optimisme bahwa teknologi AI akan merevolusi berbagai sektor industri, sebagaimana internet mengubah bisnis dua dekade lalu.
Investor juga semakin percaya diri setelah serangkaian investasi bernilai miliaran dolar dilakukan untuk membangun infrastruktur pusat data berteknologi tinggi, dengan Nvidia sebagai pemain utama.
Pada September lalu, Nvidia mengumumkan rencana investasi hingga 100 miliar dolar AS di OpenAI dalam beberapa tahun mendatang. Kedua perusahaan berencana membangun sistem bertenaga 10 gigawatt GPU Nvidia untuk mendukung pengembangan model AI berskala besar.
Dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai 5 triliun dolar AS, Nvidia kini memiliki nilai lebih besar dibanding gabungan seluruh pasar saham negara-negara di dunia, kecuali Amerika Serikat, China, dan Jepang.
