Idaho, AS (ANTARA) - Dokter Osteopatik di Idaho, Amerika Serikat, Warren Willey, menyatakan definisi label "sehat" pada kemasan makanan dan minuman sudah tidak jelas lagi.
"Saya rasa maknanya telah terdistorsi, hampir dalam arti perubahan semantik. Perubahan semantik juga disebut pergeseran semantik, progresi semantik, perkembangan semantik, atau pergeseran semantik," tulis Willey dilansir dari IdahoStateJournal, Sabtu.
Pergeseran semantik itu diperkuat oleh manipulasi retorika dalam komunikasi, termasuk iklan, yang berpotensi menyesatkan konsumen.
"Sebuah tinjauan baru-baru ini menemukan bahwa 97 persen produk makanan yang dipasarkan dengan label 'sehat' ternyata mengandung gula atau pemanis buatan," tulis Willey.
Dia menambahkan, temuan itu menjelaskan mengapa upaya "makan sehat" sering kali gagal membantu penurunan berat badan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menetapkan definisi dan standar untuk apa yang boleh disebut "sehat" pada label kemasan makanan di Amerika Serikat.
Namun Willey mengatakan penetapan itu, di mana produsen makanan memiliki waktu hingga 25 Februari 2028 untuk mematuhinya, belum mengatasi masalah mendasar.
Mengingat, kata dia, makanan yang dikemas, bahkan dengan label "sehat," tetaplah produk buatan manusia.
"Banyak bahan kimia, pengawet, dan entah apa lagi yang terkandung di dalamnya dan dapat memengaruhi kesehatan Anda," kata Willey.
Willey pun mengusulkan solusi radikal untuk mengembalikan kejujuran bahasa.
Ia menyarankan agar dalam konteks produk makanan, istilah "sehat" seharusnya merujuk pada suatu bahan atau makanan yang diciptakan Tuhan (alami).
"Istilah 'sehat' hanya boleh dipakai untuk makanan yang benar-benar alami dan belum diolah manusia, titik," ujar dia.
Dengan definisi tunggal itu, kata tersebut tidak perlu lagi dipertanyakan atau dimanipulasi secara retorika.
