Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua III DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung menilai pembangunan hunian terjangkau di kawasan Jalan G. Obos X merupakan langkah strategis dalam upaya penataan kota sekaligus pengurangan kawasan kumuh.
“Pembangunan hunian dengan konsep terencana seperti ini penting agar pertumbuhan kota tidak berjalan semrawut. Sekaligus membantu warga berpenghasilan rendah agar memiliki tempat tinggal yang layak,” katanya di Palangka Raya, Selasa.
Menurutnya, kebutuhan perumahan yang layak dan tertata menjadi tantangan besar di kota yang terus berkembang seperti Palangka Raya.
Untuk itu, program hunian terjangkau menjadi solusi konkret untuk memastikan pertumbuhan kota berjalan terarah.
Ia menilai, pengembangan kawasan perumahan baru perlu diimbangi dengan infrastruktur pendukung seperti jalan, air bersih, dan fasilitas umum, sehingga kawasan hunian benar-benar menjadi lingkungan yang sehat dan produktif bagi masyarakat.
“Hunian yang terjangkau harus dibarengi dengan fasilitas dasar. Jangan sampai rumahnya ada, tapi lingkungannya tidak mendukung kehidupan warga secara layak,” ucapnya.
Baca juga: DPRD Palangka Raya dorong Sekolah Dasar aktifkan menulis tegak bersambung
Selain berfungsi sosial, menurut Nenie, pembangunan hunian terjangkau juga dapat menjadi instrumen penting dalam kebijakan penataan ruang kota.
Dengan kawasan baru yang tertata, tekanan terhadap daerah padat penduduk di Kota Palangka Raya ke depan dapat dikurangi.
“Kalau penataan kota tidak diimbangi dengan perumahan rakyat, maka warga akan membangun secara mandiri tanpa perencanaan, dan ini bisa menimbulkan kawasan kumuh baru,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah kota, pengembang, dan masyarakat agar program hunian terjangkau berjalan tepat sasaran dan sesuai dengan tata ruang yang telah direncanakan.
Untuk itu ia mendorong agar program serupa diperluas ke wilayah lain di Palangka Raya, sehingga pemerataan pembangunan tidak hanya terpusat di satu kawasan, melainkan menyebar hingga ke pinggiran kota.
“Kalau ini dijalankan dengan konsisten, maka wajah Palangka Raya akan berubah menjadi kota yang tertata, inklusif, dan layak huni bagi semua kalangan,” demikian Nenie.
Baca juga: Dosen UMPR latih mahasiswa tentang kewirausahaan ekonomi kreatif
Baca juga: Bangun Sentra IKM Marang, pemkot perkuat fondasi ekonomi daerah
Baca juga: Disdik Palangka Raya dorong guru adaptif dan visioner
