Tim Dosen UMPR perkuat mitigasi kebakaran lahan bagi warga

id umpr,palangka raya,kalimantan tengah,kalteng,pulang pisau

Tim Dosen UMPR perkuat mitigasi kebakaran lahan bagi warga

Tim Dosen Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) melaksanakan kegiatan edukasi dan penguatan kapasitas masyarakat terkait Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng. (ANTARA/HO-Humas UMPR)

Palangka Raya (ANTARA) - Tim Dosen Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) melaksanakan kegiatan edukasi dan penguatan kapasitas masyarakat terkait Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.

"Kegiatan yang kami laksanakan 12 November 2025 ini diikuti 22 masyarakat," kata salah satu tim dosen UMPR Dr Ir Sari Marlina SHut MSi di Palangka Raya, Sabtu.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat desa dalam menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus meminimalkan risiko kebakaran yang kerap mengancam wilayah tersebut.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Unit Pengelola Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Khayan Hilir dalam rangka pencegahan karhutla.

Keterlibatan akademisi dalam kegiatan ini dinilai sangat penting sebagai bentuk kontribusi ilmiah dan pengabdian dalam menjaga lingkungan hidup serta keberlanjutan ekosistem hutan gambut. Dalam penyampaian materi, masing-masing dosen mengajukan perspektif keilmuan sesuai bidangnya:

Dalam kegiatan ini, masing-masing dosen menyampaikan materi sesuai bidang keahlian untuk memperkuat pemahaman masyarakat secara komprehensif terkait aspek ekologi, sosial, ekonomi, hingga teknologi dalam mitigasi karhutla.

Sari Marlina yang juga menjadi pemateri pada pelatihan ini mengulas peran gender dalam mitigasi karhutla. Ia menekankan bahwa perempuan memiliki kontribusi penting dalam pengelolaan sumber daya alam, pengurangan risiko bencana, serta pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga dan komunitas.

"Melibatkan perempuan secara aktif dinilai dapat memperkuat ketahanan desa dalam menghadapi risiko kebakaran," katanya.

Tim Dosen Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) melaksanakan kegiatan edukasi dan penguatan kapasitas masyarakat terkait Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng. (ANTARA/HO-Humas UMPR)

Narasumber berikutnya, Dr Kamaliah SHut MSi, menyampaikan materi mengenai Kajian Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan HHBK secara berkelanjutan, seperti getah, rotan, madu, hingga tanaman obat, dapat menjadi alternatif ekonomi masyarakat tanpa membuka lahan dengan cara membakar.

"Nilai ekonomi HHBK yang dikelola dengan baik dapat menjadi insentif alami bagi masyarakat untuk menjaga hutan tetap lestari," katanya.

Kemudian, Dr Nanang Hanafi SHut MP, memaparkan materi tentang Cadangan Karbon dan peran vegetasi dalam menyimpan karbon.

Ia menjelaskan bahwa menjaga tutupan vegetasi tidak hanya mengurangi risiko kebakaran, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi karbon. Pemahaman ini diharapkan membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga hutan dan lahan basah sebagai penyangga iklim.

Selanjutnya, Dr Ise Afitah SHut MP, menyampaikan materi tentang Safeguard atau prinsip perlindungan dalam pengelolaan lingkungan. Ia menekankan pentingnya memastikan setiap kegiatan mitigasi karhutla tetap memperhatikan aspek sosial, keadilan, hak masyarakat, dan keberlanjutan ekosistem.

"Safeguard menjadi kunci agar program mitigasi berjalan transparan dan tidak menimbulkan dampak negatif baru bagi masyarakat," katanya.

Narasumber berikutnya, Dr (Cand) Fahruni SHut MP, menjelaskan pentingnya aspek hidrologi dalam pencegahan karhutla.

Ia memaparkan bagaimana perubahan tata air dan degradasi lahan gambut dapat meningkatkan risiko kebakaran, serta mendorong masyarakat memahami pentingnya menjaga kelembapan lahan, saluran air, dan tata kelola hidrologi yang tepat untuk mencegah kekeringan ekstrem.

Selanjutnya, Mariaty SHut MP, membahas konservasi dan kebijakan lingkungan. Ia menjelaskan berbagai kebijakan terkait perlindungan hutan dan lahan, serta mendorong masyarakat memahami hak dan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan.

"Penguatan kebijakan di tingkat lokal dinilai penting untuk memastikan langkah mitigasi karhutla dapat berjalan berkelanjutan," katanya.

Narasumber lainnya, Ardiyansyah Purnama SHut MSi memberikan materi terkait ilmu tanah pada ekosistem gambut.

Ia menjelaskan karakteristik tanah gambut yang sangat sensitif terhadap perubahan hidrologi dan pengelolaan lahan. Struktur gambut yang mudah kering dan mudah terbakar membuatnya rentan terhadap karhutla jika tidak dikelola dengan baik.

Ardiyansyah menekankan pentingnya menjaga muka air tanah, mencegah drainase berlebihan, serta memahami sifat fisik–kimia gambut sebagai dasar dalam penyusunan strategi pencegahan kebakaran.

"Pemahaman ini dinilai penting agar masyarakat dapat mengelola lahan gambut secara bijak tanpa memperbesar risiko kebakaran," katanya.

Terakhir, Beni Iskandar SHut MSi, memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam mendukung pemetaan risiko karhutla.

Ia memperkenalkan teknologi pemetaan titik panas (hotspot), analisis tutupan lahan, serta penggunaan peta untuk perencanaan mitigasi berbasis spasial.

"Masyarakat diperkenalkan bagaimana SIG dapat menjadi alat penting untuk menentukan area rawan kebakaran dan menyusun strategi pengelolaan wilayah," katanya.


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.