Jakarta (ANTARA) - Orang-orang berusia lanjut atau lansia yang harus tinggal di pengungsian karena daerahnya dilanda bencana rentan tertular virus dan terserang penyakit.
Para lansia juga rentan terserang infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV), apalagi lansia yang memiliki komorbiditas seperti penyakit paru-paru obstruktif kronik, asma, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal kronis.
Dalam acara temu media di Jakarta, Rabu, dokter spesialis penyakit dalam Robert Sinto menyampaikan bahwa infeksi RSV dapat memperburuk kondisi lansia dengan komorbiditas.
"Lansia sehat sekalipun, kalau terkena RSV, terlepas dari dia punya komorbid atau tidak, itu sudah membuat risiko bisa menjadi lebih tinggi untuk masuk ke infeksi berat," kata dr. Robert Sinto, Sp.PD, K-PTI, DPhil, FINASIM, FHEA.
Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya menjalankan langkah-langkah untuk mencegah penularan RSV pada lansia, termasuk lansia terdampak bencana yang harus tinggal di pengungsian.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pelni itu mengatakan, penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sudah terbukti dapat menekan risiko penularan virus, termasuk virus COVID-19 dan RSV.
Dalam hal ini, lansia sebaiknya dianjurkan untuk menjaga jarak dengan orang yang mengalami gejala infeksi RSV seperti hidung berair, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, dan demam.
Orang-orang yang merasa daya tahan tubuhnya melemah sebaiknya disarankan agar tidak mendekati lansia.
"Jaga jarak. Dalam keadaan skala pengungsian, semuanya berkumpul begitu kan, itu peran baru dari pemerintah untuk membantu supaya PHBS itu bisa dikerjakan di tingkat individu," kata dokter Robert.
Dokter Robert mengemukakan perlunya penyediaan dukungan agar para lansia bisa tinggal di tempat yang bersih, mendapat makanan yang bergizi, menjaga kebersihan diri, dan berolahraga bila memungkinkan.
Pemerintah bisa menugaskan pendamping untuk memastikan pemenuhan kebutuhan para lansia yang terdampak bencana.
Dokter Robert mengatakan bahwa vaksinasi juga dapat dilakukan pada lansia yang tinggal di pengungsian untuk menghindarkan mereka dari infeksi RSV.
Menurut dia, vaksin RSV dapat diberikan kepada orang berusia 60 tahun ke atas. Pasien berusia 18 sampai 60 tahun dengan komorbiditas juga bisa diberi vaksin RSV berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Selain itu, dr. Robert mengemukakan bahwa pemerintah dapat memperbaiki sistem pendataan untuk mendeteksi dini penularan RSV di daerah bencana.
Menurut dia, dokter atau tim medis dapat didatangkan ke lokasi bencana untuk melakukan pemeriksaan lanjutan kalau ada lansia yang sakit dan kondisinya tidak membaik setelah tiga hari.
Karena gejala infeksi RSV agak mirip dengan gejala flu biasa, ia mengatakan, dokter perlu melakukan pemeriksaan untuk memastikan jenis virus yang menyebabkan lansia sakit.
