Sampit (ANTARA) - Pembentukan Tim Terpadu Satuan Tugas (Satgas) Anti Premanisme dan Ormas Bermasalah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mendapat sambutan hangat dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat
“Kami menyambut baik dan mengapresiasi pembentukan satgas ini. Ini merupakan hal yang positif yang sudah lama dinantikan masyarakat. Kami berharap agar satgas ini benar-benar bekerja secara profesional,” kata Anggota Komisi III DPRD Kotim Sihol Parningotan Lumban Gaol di Sampit, Kamis.
Politisi Partai Demokrat ini menilai pembentukan satgas ini merupakan langkah berani dan sebagai jawaban atas keresahan masyarakat yang selama ini tertekan oleh aksi premanisme, khususnya praktik pungutan liar (pungli) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Gaol menekankan bahwa keterlibatan berbagai unsur, mulai dari pemerintah daerah, kepolisian hingga TNI dalam satgas ini, memberikan rasa optimisme tinggi bahwa satgas ini akan berhasil menjalankan tugasnya.
Ia juga menyoroti persoalan klasik yang sering terjadi di seputaran SPBU, yakni praktik pungli marak terjadi karena diduga ada kekuatan "backing" di belakangnya.
“Dengan kehadiran tim satgas yang diisi berbagai unsur termasuk militer dan kepolisian, artinya tidak akan mungkin gagal, sehingga dipastikan ke depan tidak ada lagi yang berani menjadi 'backing' oknum-oknum pelaku pungli tersebut,” ujarnya.
Ia juga berharap agar kehadiran satgas ini memberikan perubahan signifikan, sehingga Kotim bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal ketertiban dan keamanan wilayah.
“Sekali lagi kami mengapresiasi satgas ini hingga benar-benar masyarakat bisa melihat hasil dan perubahan yg signifikan di Kotawaringin Timur, khususnya di Kota Sampit,” demikian Gaol.
Baca juga: Kadin: Sektor perkebunan dan pertambangan jadi kekuatan perekonomian Kotim
Sebelumnya, Satgas yang diketuai oleh Kasat Reskrim Polres Kotim, AKP Sugiharso mulai menunjukkan eksistensinya dengan menyambangi sedikitnya empat SPBU di Kota Sampit.
Sebanyak 60 personel gabungan dari TNI, Polri, Kesbangpol, Satpol PP, Dinas Sosial, hingga Dinas Perdagangan melakukan penyisiran di empat titik rawan, yaitu SPBU Bundaran KB, SPBU Pelita, SPBU Km 2 Sudirman, dan SPBU Samekto.
Sekretaris Badan Kesbangpol Kotim, Eddy Hidayat Setiadi, mengungkapkan bahwa fokus awal satgas adalah sosialisasi untuk memberikan peringatan kepada oknum-oknum yang melakukan aksi premanisme atau intimidasi kepada masyarakat di wilayah Kotim.
“Jadi pada kegiatan awal ini kami fokus pada sosialisasi saja, bukan mengambil tindakan secara langsung seperti razia, penangkapan dan lainnya,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kegiatan persuasif ini agar masyarakat luas mengetahui keberadaan satgas ini, terutama oknum-oknum yang selama ini kerap melakukan aksi premanisme agar segera menghentikan kegiatannya. Dengan kata lain, kegiatan ini termasuk upaya pencegahan.
Namun, setelah fase sosialisasi ini selesai, Satgas tidak akan segan melakukan tindakan hukum yang tegas.
“Kami berharap dengan adanya tim ini aksi-aksi premanisme kedepannya bisa kita cegah sehingga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Kotim itu bisa lebih kondusif,” demikian Eddy.
Baca juga: Tersangka buron kasus korupsi gedung Sampit Expo dilimpahkan ke Kejaksaan
Baca juga: BBPOM Palangka Raya ingatkan pelaku usaha rutin kendalikan hama
Baca juga: Satu rumah di Kotim ambruk dihantam angin kencang
