Kawasan Konservasi Orangutan Pulau Badak Kecil Bisa Jadi Ekowisata

id pulang pisau, pelepasliaran orangutan, bupati pulpis, orangutan, pulau badak kecil

Kawasan Konservasi Orangutan Pulau Badak Kecil Bisa Jadi Ekowisata

Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo melihat dari dekat kawasan konservasi orang utan di Pulau Badak Desa Pilang Kecamatan Jabiren Raya yang kedepan daerah disekitarnya diwacanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. (Foto Antara Kalteng/Adi

Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, H Edy Pratowo menyebut bahwa di sekitar kawasan konservasi pelepasliaran orangutan di Pulau Badak Kecil, Kecamatan Jabiren Raya, cukup menjanjikan untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata.

"Baik wisatawan lokal maupun mancanegara mungkin tidak perlu lagi ke Taman Nasional Tanjung Puting, karena kabupaten setempat juga memiliki hal yang sama," terang Edy Pratowo, Sabtu.

Kawasan konservasi yang dikelola Borneo Orangutan Survival (BOS) ini memiliki daya tarik. Bukan saja untuk kepentingan wisata, tetapi juga menambah wawasan ilmu  pengetahuan bagi pelaku yang ingin mempelajari prilaku orangutan ini. 

Edy Pratowo juga meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait lainnya, untuk melihat potensi pariwisata yang bisa dikembangkan di sekitar kawasan konservasi tersebut. Saat ini sudah ada sebanyak 12 orangutan sejak bulan November lalu dari 100 orang utan yang diwacanakan BOS untuk dilepasliarkan.        

Koordinator Komunikasi dan Edukasi BOS Nyaru Menteng, Monterado Fridman mengungkapkan pelepasliaran 100 orang utan di kawasan tersebut dilakukan secara bertahap. Pengembangan Pulau Salat secara keseluruhan, dimulai dari Pulau Badak Kecil.

"Nantinya juga dikembangkan kawasan ekowisata untuk masyarakat setempat," kata Monterado.

Kepada Antara, Monterado mengatakan karakteristik dari orangutan adalah jika bertemu dengan manusia, cenderung menghindar. Apabila manusia mencoba masuk ke habitat atau lingkungan mereka, maka orangutan ini akan mengukur kekuatan dan menyerang manusia. Namun apabila orangutan merasa tidak mampu, mereka akan menghindari manusia.

Berbeda dengan orangutan yang ada di tempat-tempat rehabilitasi yang sebelumnya dipelihara oleh manusia. Perilaku mereka tidak sama dengan orangutan yang ada di alam liar. Orangutan di Pulau Badak ini memang diajarkan menjadi liar sehingga menjadi karakter sesungguhnya dari primata itu. Uniknya, orangutan dari Kalimantan berbeda dari daerah lainnya. 

Monterado mengatakan semua buah-buahan yang menjadi makanan dari orangutan dibeli dari masyarakat sekitar. Ada dampak ekonomi yang diberikan kepada masyarakat setempat dari keberadaan kawasan konservasi ini.