Jakarta (ANTARA
News) - Penumpang kereta rel listrik (KRL) masih beradaptasi dengan
penerapan tarif progresif dan tiket elektronik Commuter Line KRL Jakarta
Bogor Depok Tangerang Bogor Bekasi (Jabodetabek), beberapa masih
bingung menggunakan sistem yang baru.
Penumpang masih bingung
menerapkan sistem yang baru, Senin, menimbulkan antrean penumpang yang
hendak masuk atau keluar di beberapa stasiun seperti Stasiun Depok,
Gondangdia, dan Juanda.
Beberapa penumpang di Stasiun Juanda
menganggap pelayanan tiket elektronik masih belum efisien pada hari
pertama penerapan sistem baru.
Seorang pelaju asal Bogor, Dila
Stias (26), menyayangkan kinerja para petugas loket PT Kereta Api
Commuter Jabodetabek (KCJ) yang masih belum efisien.
"Mereka juga masih kebingungan saat melayani, misalnya kalau ada yang menanyakan jalur, mereka masih tanya sana-sini," katanya.
"Mungkin setelah dua minggu maka sistem akan membaik dan kita jadi terbiasa," tambah dia.
Penumpang lain, Nurbaeti (29), juga berharap selanjutnya petugas lebih sigap dan jumlahnya diperbanyak supaya antrean berkurang.
"Kalau
bisa petugas yang menjaga tapping diperbanyak, begitu juga loket yang
melayani e-ticketting karena tadi di Bekasi antrean mengular sampai
parkiran," kata Nurbaeti, yang naik dari Bekasi.
Sementara Nindita (19), pelaju dari Bogor, menilai penerapan sistem e-ticketting justru sangat membantu penumpang.
"Saya rasa ke depan sistem ini akan menjadikan perjalanan lebih praktis karena saldo dalam tiket Multi Trip sudah disiapkan sebelumnya, hari ini antrian panjang karena orang-orang belum ada persiapan," kata Nindita.
Muhammad Ali (40), seorang karyawan swasta, juga merasa penerapan sistem yang baru lebih menguntungkan penumpang.
"Harganya
jauh lebih ringan dari sebelumnya, kalau dulu saya harus membayar
Rp8.500 untuk satu kali perjalanan dari Bekasi ke Juanda, dengan
multitrip cukup dengan Rp3 ribu," katanya.
Hari ini Muhammad langsung membeli kartu tiket elektronik Multi Trip Rp50 ribu dan mengisinya dengan Rp30 ribu.
"Jadi sekarang kira-kira pengeluaran untuk kereta cuma Rp100 ribuanlah," kata Muhammad lalu tersenyum.
Dalam sistem tarif progresif, penumpang membayar tiket berdasarkan jumlah stasiun yang dilewati.
PT KCJ mengenakan tarif Rp2 ribu untuk lima stasiun pertama, dan Rp500 untuk tiap tiga stasiun berikutnya.
Berita Terkait
Pencarian seorang mahasiswa ULM hilang di Kapuas masih berlanjut
Senin, 6 Mei 2024 20:31 Wib
BI anggap angka inflasi Kalteng selama April masih wajar
Minggu, 5 Mei 2024 19:06 Wib
Dermaga pasar Bahaur masih menjadi penopang perputaran ekonomi masyarakat
Rabu, 1 Mei 2024 7:30 Wib
Garuda muda masih berpeluang menuju Olimpiade Paris meski kalah dari Uzbekistan
Selasa, 30 April 2024 0:05 Wib
Ahok masih punya keinginan jadi Gubernur Jakarta
Senin, 29 April 2024 13:17 Wib
Jorge Martin masih tetap teratas di puncak klasemen
Senin, 29 April 2024 6:12 Wib
Ahok dinilai masih punya keinginan jadi Gubernur Jakarta
Minggu, 28 April 2024 18:12 Wib
KPK sebut masih banyak konflik kepentingan libatkan pejabat pusat dan daerah
Kamis, 25 April 2024 14:55 Wib