Dispertanak Belum Temukan Daging Tak Layak Konsumsi

id Dispertanak Belum Temukan Daging Tak Layak Konsumsi, Palangka Raya, Kepala Dispertanak Asmat Limbong

Dispertanak Belum Temukan Daging Tak Layak Konsumsi

Ilustrasi, (jogja.antaranews.com) (Istimewa)

Kami belum menemukan daging tidak layak konsumsi sejal bulan suci Ramadhan 1434 Hijriyah. Kami siap melakukan inspeksi mendadak (Sidak) bila ada laporan masyarakat,"
Palangka Raya, 22/7 (Antara) - Dinas Pertanian, Perikanan dan Perternakan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah menyatakan belum menemukan daging sapi yang tidak layak konsumsi dijual pedagang di pasar tradisional daerah tersebut.

"Kami belum menemukan daging tidak layak konsumsi sejal bulan suci Ramadhan 1434 Hijriyah. Kami siap melakukan inspeksi mendadak (Sidak) bila ada laporan masyarakat," kata Kepala Dispertanak Asmat Limbong, di Palangka Raya, Senin.

Ia mengatakan, daging yang dijual pedagang berasal dari tempat rumah pemotongan hewan (RPH) di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau kota Palangka Raya.

"Jadi daging sapi ini disebarkan harus melalui unit pelaksana teknis (UPT) Dispertanak dan Dinas Kesehatan yang mengawasi dan mengontrol bahwa peredaran daging sapi ini layak apa tidak untuk di edarkan dan di konsumsi oleh masyarakat setempat," ujarnya.

Asmat mengatakan, sampai saat ini saja berdasarkan pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Palangka Raya tidak ada ditemukan daging sapi glonggongan yang tidak layak di konsumsi.

Pihaknya selalu ketat dalam mengawasi peredaran daging sapi, baik di RPH maupun pemasok dari luar daerah.

"Dalam bulan ini saja kami telah menargetkan sebanyak 700 lebih ekor sapi yang di datangkan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam persiapan menjelang hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah dan hari Raya Idul Adha," katanya.

Sebanyak 700 lebih ekor sapi itu nantinya segera diserahkan langsung ke RPH, agar segera di edarkan kembali untuk memenuhi akan kebutuhan konsumen maupun penjual daging sapi yang ada di Palangka Raya.

Dalam pemotongan hewan tersebut pihaknya selalu melibatkan Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan setempat untuk mengawasi apakah sapi yang di datangkan dari Provinsi lain benar-benar baik atau bisa saja golonggongan.

"Setiap sapi yang datang kami selalu menerjunkan tim kesehatan peternakan untuk mengawasi langsung hewan yang siap untuk dipotong di RPH itu, agar dipastikan aman dan layak di konsumsi masyarakat," demikian Asmat.





(T.KR-RON/B/S019/S019)