Sampit, Kalteng, 5/9 (Antara) - Masyarakat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah terlihat semakin meminati ayam potong berukuran besar yang mereka sebut dengan ayam "Inul".
"Lumayan setiap hari banyak yang membeli. Awalnya penasaran karena namanya mirip dengan nama penyanyi dangdut Inul Daratista, tapi setelah dirasakan dagingnya, mereka rutin membeli," kata Niah, seorang pedagang di Pasar Keramat Sampit, Kamis.
Ukuran ayam Inul memang lebih besar, hampir dua kali ukuran ayam jenis ras. Bentuknya yang montok itulah diperkirakan menjadi inspirasi sehingga pedagang menyebutnya dengan ayam Inul.
Harga ayam Inul dijual Rp40.000/Kg, lebih mahal dibanding ayam potong jenis ras yang hanya Rp28.000/Kg. Meski begitu, ayam yang kabarnya merupakan ayam yang bibitnya didatangkan dari Arab Saudi ini semakin diminati.
"Rasanya seperti ayam kampung, tapi harganya lebih murah dari ayam kampung, makanya makin banyak yang suka. Tapi memasak ayam ini memang harus lebih lama agar dagingnya empuk," ujar Niah memberi petunjuk.
Pedagang di Sampit mengaku mendapat pasokan ayam Inul dari Banjarmasin Kalimantan Selatan. Awalnya hanya beberapa pedagang yang tertarik menjual ayam montok tersebut, namun kini mulai banyak yang menjualnya.
Sementara harga ayam potong saat ini relatif stabil dibanding saat Ramadhan 1434 Hijriyah yang sempat menembus di atas Rp50.000/Kg. Pasokan yang lancar membuat stok ayam melimpah sehingga harga stabil.
Seperti diketahui, sebagian besar kebutuhan ayam potong di Kotim masih dipasok dari luar daerah seperti Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel), bahkan dari Pulau Jawa.
Pedagang terpaksa mendatangkan ayam dari luar daerah karena produksi peternakan lokal masih rendah dan belum mampu memenuhi seluruh permintaan.
(T.KR-NJI/B/S019/S019)
Ayam "Inul" Diminati Masyarakat Sampit
"Rasanya seperti ayam kampung, tapi harganya lebih murah dari ayam kampung, makanya makin banyak yang suka. Tapi memasak ayam ini memang harus lebih lama agar dagingnya empuk,"