Tabanan
(ANTARA News) - PT Tirta Investama Tbk selaku produsen Aqua menggandeng
Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar mengelola sampah berbasis
masyarakat di objek wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali.
"Pendampingan tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat," kata Anak Agung Rai Sita Lakshmi selaku anggota tim
Pengabdian Masyarakat Unwar Denpasar, Sabtu.
Dia menjelaskan hal tersebut saat kunjungan Forum Pemimpin Redaksi
ke tempat pengolahan sampah berbasis masyarakat di objek wisata itu.
Latar belakang dibentuknya program pendampingan itu dipicu permasalahan sampah di Pulau Dewata yang tak berkesudahan.
"Permasalahan itu harus dicari solusi supaya tidak mengancam bisnis
pariwisata di daerah ini. Kondisi itu juga terlihat di kawasan wisata
Tanah Lot," ujarnya.
Sampah di objek wisata tersebut cukup banyak, terutama batok kelapa
yang mencapai 1.000 butir per hari. Hal itu dapat diatasi melalui
sinergi berbagai pihak tidak hanya menjadi tanggung jawab satu instansi
saja.
Menurut dia, objek wisata Tanah Lot merupakan daya tarik pariwisata
yang tidak mungkin diperbaharui sehingga harus dipelihara
kelestariannya dan jangan sampai permasalahan sampah mempengaruhi
kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut.
"Kami membentuk tim melalui Yayasan Korpri dan bekerja sama dengan
Aqua dalam pengelolaan sampah terutama batok kelapa yang dimanfaatkan
menjadi briket atau arang," ucapnya.
Sementara itu Ketua Forum Pemimpin Redaksi se-Indonesia Wahyu
Muryadi mengatakan, saat mendukung bentuk tanggung jawab sosial oleh
perusahaan produsen air minum dalam kemasan itu dengan menggelar program
pengelolaan sampah berbasis masyarakat tersebut.
"Kami juga bahkan akan menularkan ide yang sangat baik itu kepada masyarakat lainnya di berbagai daerah," ujarnya.
Ketut Toya Adnyana selaku pengelola DTW Tanah Lot mengatakan,
jumlah penggola sampah tergabung dalam kelompok Gemah Ripah dengan
jumlah mencapai 45 orang yang di antaranya adalah pegawai objek wisata
tersebut.
"Sebelumnya kelompok itu sudah melakukan pengelolaan sampah plastik
yang lebih mudah diatasi berbeda dengan butir kelapa," katanya.
Pada kesempatan itu sejumlah pemimpin redaksi dari berbagai media,
termasuk Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Kusaeni meninjau
tempat pengolahan batok kelapa menjadi briket atau arang di kawasan
objek wisata Tanah Lot.
(KR-IGT/M038)
Aqua Gandeng Unwar Kelola Sampah Tanah Lot Bali
Pendampingan tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat,"