Jakarta (ANTARA
News) - Film "Adriana" menawarkan sesuatu yang berbeda dari film remaja
lainnya, tidak hanya mengusung kisah cinta, tetapi juga membahas sejarah
Jakarta dan Indonesia.
Film itu bercerita tentang Mamen
(Adipati Dolken), yang terpikat pada seorang perempuan misterius bernama
Adriana (Eva Celia), saat sedang mengerjakan skripsi di Perpustakaan
Nasional.
Namunm Adriana sulit didekati. Mamen harus memecahkan teka-teki Adriana bila dia ingin kembali bertemu dengannya.
Dengan bantuan sahabatnya Sobar (Kevin Julio), sang jenius sejarah, mereka pun memutar otak untuk menjawab teka-teki Adriana.
Mamen
menjelajahi tempat-tempat di Jakarta yang tertera dalam petunjuk buatan
Adriana dalam film berdurasi 100 menit yang disutradarai oleh Fajar
Nugros dan diproduseri oleh Eko Kristianto dan Sophia Latjuba, ibu Eva Celia, tersebut.
Demi mengejar Adriana, dia mendatangi Pekan Raya Jakarta Kemayoran, Museum Taman Prasasti, Tugu
Proklamasi, Museum Fatahillah, Museum Nasional, Monumen Nasional, dan
Kebun Raya Bogor.
Penonton juga diajak mengenang masa lalu tentang
kemerdekaan Indonesia dengan cerita sejarah di balik patung-patung yang menjadi ikon
di Jakarta.
Film itu juga menampilkan secuplik fakta tentang
Soekarno dan Muhammad Hatta. Seperti tentang Hatta yang
hingga akhir hayat tidak pernah bisa membeli sepatu idamannya, Soekarno
yang menjual mobil demi membiayai pembangunan Patung Pancoran,
atau kemana arah Patung Pancoran menunjuk.
Penjelajahan itu tidak hanya membuat dia mengenali Adriana, tetapi juga sejarah Jakarta dan sebagian sejarah bangsa ini.
Fajar
berharap film "Adriana" yang diadaptasi dari cerita pendek buatannya
bisa menambah pengetahuan penonton tentang sejarah tanpa bermaksud
menggurui.
"Saya berharap ini tidak seperti kuliah sejarah," lanjutnya.
Dia prihatin dengan banyaknya situs sejarah maupun museum di Jakarta yang tidak banyak diminati orang.
"Saya
merasa yang masuk perpustakaan nasional dan museum-museum sepi, padahal
tiketnya murah," kata Nugros usai penayangan perdana filmnya pada Kamis
(31/10).
Penggarapan
Penggarapan film "Adriana" melibatkan orang-orang yang sudah makan asam garam dalam bidangnya seperti Director of Photography Yadi Sugandi (Laskar Pelangi, Sang Penari, Rectoverso) dan Indra Lesmana yang mengerjakan musik latar film.
"Untuk musik, saya tahu Indra Lesmana. Dia yang terbaik," kata Sophia, yang baru pertama kali menjadi produser.
Namun, film itu juga menjadi ajang belajar bagi para pemain yang terlibat di dalamnya.
Eva
mengaku belajar banyak dari proses pengambilan gambar yang menurut dia
menyenangkan. Dia tidak hanya belajar sejarah Jakarta, tetapi juga
proses akting dan kerja sama dengan kru film.
Adipati Dolken yang menjelajahi kawasan bersejarah Jakarta berkat syuting "Adriana" juga mengaku mendapat banyak pelajaran.
"Selama ini sering lewat saja, tapi berkat film saya mendapat banyak hal dan tahu banyak tempat serta sejarahnya," kata Adipati.