Pembom Bunuh Diri Tewaskan Pegawai TV Hizbullah Di Beirut Selatan

id TEWAS

 Pembom Bunuh Diri Tewaskan Pegawai TV Hizbullah Di Beirut Selatan

ilustrasi, (16/9).(REUTERS/M. Abdullah) Istimewa

Beirut (ANTARA News) - Seorang pegawai stasiun TV Al-Manar milik Hizbullah tewas Senin akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan bom bunuh diri di pangkalan gerakan tersebut di Beirut selatan pekan lalu, kata saluran televisi itu.

Dengan kematian pegawai tersebut, jumlah korban tewas akibat serangan Kamis itu menjadi lima orang, lapor AFP.

"Rekan kami di televisi Al-Manar, Abbas Karnib, meninggal akibat luka-luka yang dideritanya dalam pemboman teroris yang ditujukan pada Haret Hreik pada Kamis lalu," kata penyiar televisi itu.

"Ia menjalani operasi... namun tetap dalam kondisi kritis dan meninggal pagi ini," tambahnya.

Karnib, yang lahir pada 1961, bergabung dengan bagian teknik Al-Manar pada 1991.

Menurut televisi itu, ia adalah "mantan tahanan di penjara Zionis," Israel.

Kelompok Al Qaida, Negara Islam Irak dan Mediterania, mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu dan mengancam melancarkan serangan lebih lanjut di Lebanon.

Militer Lebanon mengatakan, Sabtu, pelaku serangan itu adalah warga Lebanon berusia 20 tahun dari daerah Sunni, Wadi Khaled, di wilayah utara.

Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.

Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.

Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.

Pada 18 Agustus, lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.

Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.

Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.

Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.

Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.

Pada Oktober 2012, bom mobil di bagian timur Beirut menewaskan seorang pejabat intelijen senior Wissam al-Hassan, yang memiliki kedekatan dengan partai oposisi utama Sunni Lebanon yang mendukung pemberontakan di Suriah.


Penerjemah: Memet Suratmadi