Managua (ANTARA
News) - Lima orang tewas pada Minggu selama pemilu di dua wilayah
otonomi Karibia Nikaragua, ketika dewan pemilihan nasional menyalahkan
stasiun-stasiun radio dan dugaan seruan-seruan para pemimpin adat untuk
memboikot serta melakukan kekerasan.
Insiden ini terjadi tak lama sebelum tempat pemungutan suara (TPS)
dibuka di Tortuguero, masyarakat di Daerah Otonomi Atlantik Selatan.
Partai
Liberal mengatakan para korban - semua anggota PLC - diculik dari
rumah-rumah mereka dan dibunuh oleh orang-orang tak dikenal. Pihak
kepolisian belum mengomentari kejahatan ini.
Roberto Rivas, presiden Dewan Pemilihan Agung Nikaragua yang
bertanggung jawab untuk mengatur pemilihan umum negara itu, memilih
pemimpin Yatama (Ibu Pertiwi) dari pihak adat dan stasiun-stasiun radio
lokal "menyebutnya menyerukan untuk kekerasan dan gangguan."
Lebih dari 300.000 orang Nikaragua terdaftar untuk memberikan suara di daerah otonomi Selatan dan Atlantik Utara.
Penduduk setempat yang berasal dari Afrika, Mestizo atau campuran dan keturunan pribumi memilih anggota dua dewan daerah.
Sekitar 1.092 tempat pemungutan suara (TPS) membuka pintu bagi pelaksanaan pemungutan suara.
Karibia Nikaragua, dikenal karena keterbelakangan ekonomi dan
sosialnya, adalah salah satu daerah berpenduduk padat di negara itu,
dengan tradisi sendiri, bahasa asli dan struktur organisasi sendiri.