Kupang (ANTARA News) - Kondisi keamanan perbatasan RI-Timor Leste di Kabupaten Belu dan sejumlah daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga saat ini masih aman dan terkendali, pascapenguduran diri Xanan Gusmao sebagai Perdana Menteri negara tetangga itu.
Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Achmad Yuliarto melalui Kepala Penerangan Korem Mayor Inf Arwan, Sabtu mengatakan, kondisi perbatasan negara di Kabupaten Belu, Malaka, TImor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur masih aman, dan belum ada penambahan pasukan di sepanjang batas negara Indonesia itu.
"Semua aktivitas masih berjalan sangat normal, seperti biasanya dan tetap terkendali, bahkan tidak ada penambahan pasukan apapun," katanya, di Kupang.
Menurut dia, tidak ada hal yang berarti, sehingga tidak dibutuhkan penambahan pasukan yang berlebihan di sepanjang batas dua negara yang masih memiliki satu budaya yang sama tersebut.
Disebutkan, untuk Sektor Timur, yang membawahi Kabupaten Belu dan Malaka, pengendalian operasi keamanan perbatasan masih berada di bawah komando Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infantri (Yonif) 514/Raider Kostrad dengan jumlah pasukannya sebanyak satu peleton atau 350 orang personel.
Sementara untuk Sektor Barat, yang meliputi wilayah perbatasan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) serta Kabupatan Kupang, di bawah komando Satgas Pamtas Yonif 744/Satya Yudha Bakti (SYB), dengan kekuatan personel satu peleton atau 350 orang.
"Jadi hingga saat ini kondisi keberadaan pasukan masih normal dan sama, dan tidak ada penambahan," katanya.
Dia mengatakan, Indonesia adalah negara berdaulat dan tugas TNI adalah menjaga kondisi keamanan dan kedaulatan negara. Karenannya, setiap pergerakan TNI tetap mengarah kepada satu tujuan tugas, NKRI harga mati.
"Sehingga jika ada kerusuhan di negara tetangga dan berdampak terjadinya gelombang pengungsian manusia, maka TNI akan tetap menjaga kedaulatan negara tercinta," katanya.
Pejuang Kemerdekaan Timor Leste HE Kay Rala Xanana Gusm�o, mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri negara bekas Provinsi ke-27 Indonesia itu, dengan menyampakan surat resmi kepada Presiden Republik HE Taur Matan Ruak, Jumat (6/2) waktu setempat.
Informasi yang dihimpun dari Dili ibu kota Negara Timor Leste disebutkan akan adanya aksi pendudukan gedung parlamen setempat, oleh para veteran dan kaum pejuang kemerdekaan terhadap pengunduran diri Xanana tersebut.