Pengemis Kambuhan Mulai Berdatangan Ke Sampit

id Kotawaringin Timur, Kotim, Pengemis Kambuhan, Pengemis, Jelang Ramadhan, Sampit

Pengemis Kambuhan Mulai Berdatangan Ke Sampit

Ilustrasi. Pengemis (ANTARA/Musyawir)

....Tolong yang seperti ini ditertibkan. Jangan sampai masyarakat marah dan bertindak kasar kepada mereka,"
Sampit (Antara Kalteng) - Gelandangan dan pengemis mulai berdatangan ke Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjelang bulan suci Ramadhan.

"Beberapa hari terakhir saya lihat mulai banyak peminta-minta. Cukup mengganggu juga karena saat kita makan dan sudah menolak memberi sedekah, mereka tetap berdiri di samping. `Kan kita makannya jadi tidak nyaman lagi," kata Ratna, warga Sampit, Kamis.

Pantauan di lapangan, sejumlah pengemis mulai bermunculan, seperti di kawasan Taman Kota, pasar dan Sampit Expo. Sebagian mereka sudah sering terlihat karena beberapa kali terjaring razia dan dipulangkan ke daerah asal mereka, namun kini kembali lagi mengemis di Sampit.

Selain pengemis, ada pula gelandangan dan pengamen. Sebagian berpenampilan seperti kelompok "punk" dan cukup meresahkan karena sering marah ketika tidak diberi uang ketika mereka mengamen. Para pengamen ini berasal dari luar daerah dan hidup berpindah-pindah semau mereka.

"Kalau tidak dikasih, marah-marah dan berkata kasar. Kadang jengkel juga. Kalau saja sedang tidak bersama anak istri, pasti saya kejar. Tolong yang seperti ini ditertibkan. Jangan sampai masyarakat marah dan bertindak kasar kepada mereka," kata Amri, warga lainnya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotawaringin Timur, Rihel menegaskan, pihaknya akan kembali menertibkan gelandangan dan pengemis karena meresahkan masyarakat. Penertiban akan dilakukan bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi karena terkait pembinaan.

"Ini selalu terulang. Para gelandangan dan pengemis itu tidak jera. Setiap kali kami tertibkan, sebagian besar orangnya yang itu-itu juga. Tapi kami akan tetap menertibkan. Nanti urusan pembinaan dan pemulangan mereka merupakan kewenangan Dinas Sosial," kata Rihel.

Penertiban bukanlah solusi akhir dalam menyelesaikan masalah ini karena tidak menimbulkan efek jera. Masyarakat diminta turut berperan dengan tidak memberi sedekah sehingga para gelandangan dan pengemis dengan sendirinya akan berhenti dan meninggalkan daerah ini.

Sumbangan akan lebih tepat sasaran jika diberikan kepada lembaga resmi seperti panti asuhan, rumah ibadah atau tempat sosial lainnya.