Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penjualan batu bara oleh perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah selama Mei 2016 mencapai 2,5 juta metrik ton.
"Jumlah ini merupakan penjualan dari 15 investor pemegang Izin Kuasa Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan lima di antaranya hanya menjual sisa persediaan (stock) batu bara," kata Kepala Bidang Pengawasan Tambang, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Barito Utara (Barut), Sarifudin di Muara Teweh, Rabu.
Menurut Sarifudin, saat ini penjualan batu bara mengalami penurunan karena dalam dua tahun terakhir harga batu bara di luar negeri (ekspor) dan dalam negeri anjlok, sehingga hampir semua perusahaan mengurangi produksi untuk menekan biaya operasional.
"Saat ini sejumlah perusahaan tambang batu bara di daerah ini merumahkan karyawannya karena anjloknya harga batu bara, bahkan lima perusahaan kini hanya menjual stock atau sisa produksi batu bara," katanya.
Di samping itu, kata Sarifudin, produksi batu bara di kabupaten pedalaman Kalteng itu masih mengalami kendala angkutan karena selama ini mengandalkan transportasi air melalui Sungai Barito.
Ia mengatakan, kalau air sungai surut sehingga dangkal dan tidak bisa dilayari tongkang dan kapal besar terhenti karena Sungai Barito surut.
"Selain itu angkutan batu bara sering terhenti akibat kedalaman Sungai Barito di batas normal atau naik sehingga kapal juga tidak bisa berlayar karena terhalang jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh sehingga kapal bisa tersangkut," katanya.
Kendala alam itu membuat operasional angkutan batu bara melalui Sungai Barito tidak maksimal. Selain kendala alam, produksi batu bara sejumlah investor juga belum maksimal terkait perizinan.
Di samping itu, operasionalnya juga terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan dan jalan angkutan tambang sehingga sejumlah investor menghentikan kegiatannya untuk sementara waktu.
"Kami mengharapkan masalah perizinan dan jalan tambang bisa segera diatasi sehingga pemanfaatan tambang batu bara di daerah ini lebih optimal di masa mendatang," katanya.
Penjualan batu bara pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 3.188.045 metrik ton atau turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 4.107.502 metrik ton.
Berita Terkait
Kejati Kalteng kembali tahan dua tersangka korupsi kasus batu bara di PLN
Kamis, 4 Januari 2024 20:47 Wib
Kejati Kalteng tahan empat tersangka kasus dugaan korupsi batu bara untuk PLN
Kamis, 28 Desember 2023 19:47 Wib
6 orang ditetapkan tersangka kasus pengadaan bahan bakar PLN di wilayah Kalteng
Kamis, 14 Desember 2023 21:02 Wib
APBD Kotim 2024 diketok dengan nilai mencapai Rp2,4 triliun
Rabu, 22 November 2023 20:12 Wib
Kapal tongkang batu bara wajib miliki sertifikat khusus
Rabu, 8 November 2023 7:32 Wib
Polisi tangkap 30 pekerja tambang batu bara ilegal
Minggu, 29 Oktober 2023 20:53 Wib
Disperpusip Kobar optimalkan TPBIS pacu peningkatan pelayanan
Kamis, 28 September 2023 9:24 Wib
Alasan Kaesang kunjungi Bara JP usai jadi Ketum PSI
Rabu, 27 September 2023 19:32 Wib