"Petani kembali terpukul karena harga tandan buah segar kelapa sawit ini mengalami turun setelah tiga bulan terakhir mengalami kenaikan," kata Tomy, seorang petani kelapa sawit di Muara Teweh, Rabu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3 dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara Tri Indra Hartono membenarkan harga TBS sawit bulan Juni 2016 mencapai Rp1.583 atau turun Rp78 dari harga Mei 2016 sebesar Rp1.661 per kilogram
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik yaitu indeks "K" ditetapkan 83,08 persen atau turun dibanding dengan periode sebelumnya 83,45 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp6.128 menjadi Rp5.865 per kg sedangkan harga jual CPO di pasar dalam negeri juga anjlok dari Rp8.055 menjadi Rp7.708 per kg.
"Turunnya harga TBS ini dipengaruhi anjlok harga CPO dan kernel," jelas dia.
PT AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng yang tergabung dalam Grup Matahari Kahuripan Indonesia (Makin). Perseroan ini adalah anak perusahaan rokok Gudang Garam Kediri, Jawa Timur. Perusahaan itu memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton per bulan.