Pengusaha Tambah Armada Angkut Pemudik Di Sampit

id Kotawaringin Timur, I Ketut Seleb, PO Yessoe, Pengusaha Tambah Armada, Angkut Pemudik, Sampit, Pemudik, Arus Mudik

Pengusaha Tambah Armada Angkut Pemudik Di Sampit

Ilustrasi, Bis di terminal AKAP WA Gara masih terlihat langgeng dari penumpang yang ingin mudik lebaran. (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Kalau kondisi normal, bus yang berangkat malam hari hanya 11 bus, sekarang jadi 15 bus...."
Sampit (Antara Kalteng) - Pengusaha bus di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menambah jumlah armada untuk mengangkut pemudik yang jumlahnya terus meningkat lebaran Idul Fitri 1437 Hijriyah.

"Kalau kondisi normal, bus yang berangkat malam hari hanya 11 bus, sekarang jadi 15 bus. Sedangkan untuk keberangkatan siang juga bertambah dari dua menjadi tiga bus," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPTD Terminal Patih Rumbih, I Ketut Seleb di Sampit, Rabu.

Sementara ini, sejumlah perusahaan bus yang menambah armada yaitu PO Yessoe yang biasanya mengoperasikan empat bus, kini menjadi enam bus dengan tujuan Palangka Raya dan Pangkalan Bun, masing-masing tiga bus. Perusahaan Otobus Logos, juga menambah armada dari empat menjadi enam unit untuk tujuan yang sama.

Sejak jauh hari, pengelola terminal sudah berkoordinasi dengan perusahaan bus untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Perusahaan pun menyikapinya dengan menyiapkan armada tambahan yang mencukupi untuk tujuan Pangkalan Bun, Palangka Raya, dan Kuala Pembuang, Pembuang Hulu, dan Banjarmasin.

Perusahaan Otobus Yessoe menyiagakan 17 buah bus, Logos 12 bus, Kaswa tiga bus, dan Damri enam bus. Berkaca pada arus mudik lebaran tahun lalu, armada yang digunakan mengangkut pemudik sekitar 30 hingga 32 bus.

"Penumpang mulai meningkat. Yang khusus dari Sampit biasanya sekitar 25 orang per hari, sekarang sudah 100 orang lebih per harinya. Kami perkirakan puncak arus mudik terjadi mulai H-5 nanti. Sampai saat ini arus mudik berjalan lancar," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, H Fadlian Noor, mengatakan, angkutan bus yang digunakan harus laik jalan. Sopir yang mengemudikan bus juga harus dalam kondisi sehat dan tidak dalam pengaruh narkoba atau minuman keras.

"Pemeriksaan urine dan kesehatan sopir dilakukan beberapa kali. Pemeriksaan bus juga akan dilakukan untuk memastikan armada yang akan digunakan itu memang laik jalan," tegas Fadlian.