Diiringi Air Mata Perpisahan, Inilah Pidato Mengharukan Agus Harimurti
...terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI..."
Jakarta (Antara Kalteng) - Calon gubernur Agus Harimurti usai mendaftar di KPU DKI pada Jumat malam, menyampaikan pidato di Wisma Proklamasi Jakarta Pusat yang merupakan Kantor Pusat Partai Demokrat.
"Hari ini hari yang panjang dan tidak mudah tapi bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Tepat pukul 01.00 saya harus menentukan pilihan dan mengambil keputusan apakah saya akan tetap menjalani karier di militer atau menjalani pengabdian di lingkungan yang berbeda," kata Agus mengawali pidato dengan teks.
Hadir dalam kesempatan itu kedua orang tua Agus yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono, sang istri Anissa Pohan, serta adik Agus yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan istrinya Siti Ruby Aliya Radjasa.
"Dua hari yang lalu ada empat partai politik yaitu PAN, PKB, PPP, dan Partai Demokrat serta sejumlah kalangan masyarakat, yang meminta kesediaan saya untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta. Waktu yang saya miliki untuk menjawab hal tersebut amat terbatas, saya baru kembali dari Darwin Australia membawa pasukan yang saya pimpin dalam latihan bersama TNI AD dan angkatan darat Australia."
"Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun," katanya.
"Saya sangat memahami banyak yang merasa sedih, menyayangkan dan mempertanyakan keputusan yang saya ambil karena merasa bahwa saya memiliki karier dan masa depan yang baik di TNI."
"Tapi dengan hati yang tulus, saya menyakinkan bahwa rasa cinta saya pada TNI, yang telah melahirkan dan menempa saya ...(terhenti menahan haru) ...tidak akan pernah pudar.....dan pada kesempatan yang baik ini pula izinkan saya untuk mengucapkan rasa terima kasih, hormat dan juga bangga saya kepada para atasan, senior, kepada rekan perwira serta seluruh prajurit....seluruh prajurit yang pernah saya pimpin,...terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI... yang saya cintai dan saya banggakan.
"Namun saya mengatakan bahwa saya siap untuk melakukan pengabdian yang lain yaitu di dunia politik dan pemerintahan. (hadirin bertepuk tangan). Mohon maaf, sejatinya sebenarnya dari TNI pulalah saya belajar dan punya prinsip bahwa mengabdi untuk masyarakat, negara dan bangsa tidak mengenal batas waktu dan wilayah penugasan."
"Saya dan Ibu Sylviana Murni bertekad dan berusaha sekuat tenaga membuat DKI Jakarta semakin maju, semakin aman, semakin tertib, ekonominya makin tumbuh, masyarakatnya makin sejahtera, kesenjangan sosial tidak semakin menjadi-jadi, hukum dan keadilan semakin tegak, kejahatan dapat semakin terus kita perangi, lingkungan kita makin terjaga, pemerintahan dikelola makin tertib, transparan dan akuntabel serta terbebas dari penyimpangan hukum dan aturan serta terus mengatasi permasalahan yang nyaris permanen seperti banjir dan kemacetan."
"Semboyan yang kami usung adalah 'Jakarta untuk Rakyat', karena Jakarta milik rakyat, milik kita semua," kata Agus.
"Hari ini hari yang panjang dan tidak mudah tapi bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Tepat pukul 01.00 saya harus menentukan pilihan dan mengambil keputusan apakah saya akan tetap menjalani karier di militer atau menjalani pengabdian di lingkungan yang berbeda," kata Agus mengawali pidato dengan teks.
Hadir dalam kesempatan itu kedua orang tua Agus yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono, sang istri Anissa Pohan, serta adik Agus yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan istrinya Siti Ruby Aliya Radjasa.
"Dua hari yang lalu ada empat partai politik yaitu PAN, PKB, PPP, dan Partai Demokrat serta sejumlah kalangan masyarakat, yang meminta kesediaan saya untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta. Waktu yang saya miliki untuk menjawab hal tersebut amat terbatas, saya baru kembali dari Darwin Australia membawa pasukan yang saya pimpin dalam latihan bersama TNI AD dan angkatan darat Australia."
"Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun," katanya.
"Saya sangat memahami banyak yang merasa sedih, menyayangkan dan mempertanyakan keputusan yang saya ambil karena merasa bahwa saya memiliki karier dan masa depan yang baik di TNI."
"Tapi dengan hati yang tulus, saya menyakinkan bahwa rasa cinta saya pada TNI, yang telah melahirkan dan menempa saya ...(terhenti menahan haru) ...tidak akan pernah pudar.....dan pada kesempatan yang baik ini pula izinkan saya untuk mengucapkan rasa terima kasih, hormat dan juga bangga saya kepada para atasan, senior, kepada rekan perwira serta seluruh prajurit....seluruh prajurit yang pernah saya pimpin,...terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI... yang saya cintai dan saya banggakan.
"Namun saya mengatakan bahwa saya siap untuk melakukan pengabdian yang lain yaitu di dunia politik dan pemerintahan. (hadirin bertepuk tangan). Mohon maaf, sejatinya sebenarnya dari TNI pulalah saya belajar dan punya prinsip bahwa mengabdi untuk masyarakat, negara dan bangsa tidak mengenal batas waktu dan wilayah penugasan."
"Saya dan Ibu Sylviana Murni bertekad dan berusaha sekuat tenaga membuat DKI Jakarta semakin maju, semakin aman, semakin tertib, ekonominya makin tumbuh, masyarakatnya makin sejahtera, kesenjangan sosial tidak semakin menjadi-jadi, hukum dan keadilan semakin tegak, kejahatan dapat semakin terus kita perangi, lingkungan kita makin terjaga, pemerintahan dikelola makin tertib, transparan dan akuntabel serta terbebas dari penyimpangan hukum dan aturan serta terus mengatasi permasalahan yang nyaris permanen seperti banjir dan kemacetan."
"Semboyan yang kami usung adalah 'Jakarta untuk Rakyat', karena Jakarta milik rakyat, milik kita semua," kata Agus.