Satu Rumah di Sampit Hancur Tertimpa Tembok Toko Buku

id kotawaringin timur, rumah tertimpa didnding toko buku, rumah roboh

Satu Rumah di Sampit Hancur Tertimpa Tembok Toko Buku

Sebuah rumah di Sampit hancur tertimpa tembok sebuah toko, Kamis (10/11/2016) dini hari. Penghuni rumah selamat namun harta benda rusak. (Foto Antara Kalteng/Norjan)

Sampit (Antara Kalteng) - Sebuah rumah di Jalan Kapten Mulyono Gang H Masrani Noor, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Kamis pagi hancur akibat tertimpa tembok toko buku setinggi 2,5 meter di

"Untung kami sempat keluar karena sebelumnya ada suara," kata Toni (34), pemilik rumah yang hancur tersebut.

Kejadian yang nyaris merenggut nyawa satu keluarga itu terjadi saat azan Subuh. Saat itu, Sampit diguyur hujan deras sehingga diduga membuat tanah tempat pondasi tembok Toko Buku Aikon itu labil sehingga roboh.

Beberapa saat sebelum kejadian, istri Toni mendengar bunyi seng yang atap rumah yang diduga tergesek tembok yang mulai miring. Mereka kemudian bergegas membangunkan dua anak mereka dan mengevakuasi ke rumah saudaranya.

Toni kemudian kembali ke rumah mengeluarkan satu sepeda motornya. Beberapa saat kemudian, tembok benar-benar ambruk dan tepat menimpa rumah mereka.

Saking kerasnya tembok roboh itu membuat rumah kayu itu nyaris rata. Warga sekitar juga terbangun dan berhamburan ke luar rumah karena mendengar bunyi begitu keras dan tanah terasa bergetar.

Kerugian diperkirakan lebih dari Rp100 juta. Selain bangunan rumah yang hancur, hampir semua harta benda milik korban rusak akibat tertimpa, seperti sepeda motor, dua unit komputer, televisi dan barang elektronik serta perabot rumah tangga.

"Sekitar dua bulan lalu sudah kami kasih tahu bahwa temboknya rusak, jawaban pemiliknya hanya berjanji akan memperbaiki tapi tidak ada, sampai akhirnya terjadi seperti ini. Dua bulan ini adik saya tidak bisa tidur nyenyak, apalagi saat hujan karena takut tembok roboh," kata Fauzi, kakak kandung Toni.

Fauzi sudah melaporkan kejadian itu kepada polisi dan Ketua RT setempat. Pemilik bangunan sudah menyatakan akan bertanggung jawab dan meminta masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan.

Sementara itu, Toni dibantu kerabatnya terlihat mencari barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan di bawah reruntuhan rumahnya. Dia berharap bisa mendapat ganti rugi yang sesuai untuk membangun rumah.

Untuk sementara ini Toni menumpang di rumah kakaknya. Dia mengaku trauma sehingga berencana membangun rumah di lokasi lain.