Wah, Tradisi Mandi Safar Dimeriahkan Dengan Peragaan Busana Dan Bazar

id otawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Sampit, Wah, Tradisi Mandi Safar, Peragaan Busana, Bazar, Fajrurrahman

Wah, Tradisi Mandi Safar Dimeriahkan Dengan Peragaan Busana Dan Bazar

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Tradisi mandi Safar di Sampit ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Rabu (30/11) akan dimeriahkan dengan peragaan busana dan bazar kue tradisional.

"Kami mengajak seluruh masyarakat Kotawaringin Timur serta wisatawan luar daerah untuk turut menyaksikan, bahkan ikut mandi Safar. Ini merupakan tradisi budaya masyarakat kita yang sudah ada sejak puluhan tahun silam," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Senin.

Mandi Safar merupakan tradisi budaya yang sudah lama ada di Sampit. Setiap Rabu terakhir bulan Safar, masyarakat beramai-ramai mandi bercebur ke Sungai Mentaya.

Kegiatan ini sebagai simbol membersihkan diri dari hal-hal negatif serta terhindar dari hal buruk dengan mandi di sungai. Mandi massal ini biasanya dilakukan setelah shalat Zuhur, didahului dengan doa bersama dan prosesi adat.

Tradisi budaya ini kini dikemas menjadi agenda pariwisata daerah untuk menarik minat wisatawan. Acara pun dikemas agar lebih meriah dan menarik.

Tahun ini kemeriahan acara dipusatkan di ikon kota Patung Jelawat. Berbagai acara digelar sejak pagi, di antaranya peragaan busana, bazar kue tradisional, dan serangkaian lomba. Sedangkan acara inti prosesi mandi Safar dilaksanakan di Dermaga Habaring Hurung yang lokasinya berdampingan dengan ikon Patung Jelawat.

Saat prosesi adat nanti, tokoh adat akan menyatukan air yang diambil dari tujuh sungai di Kalimantan Tengah. Yakni dari Sungai Mentaya, Katingan, Kahayan, Kapuas, Barito, Seruyan dan Sukamara.

"Ini tradisi budaya, jadi kami harap tidak dipolemikkan. Tradisi ini kita kemas dengan baik menjadi agenda pariwisata sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat," kata Fajrurrahman.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berupaya keras memoles tradisi budaya agar juga menarik dijadikan agenda pariwisata. Kegiatan ini untuk mendukung tekad pemerintah daerah menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata di Kalimantan Tengah.