Duh ... Abrasi Ancam Rusak Aset Wisata Ujung Pandaran

id Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Abrasi, Simah Laut, Abrasi Ancam Rusak Aset Wisata Ujung Pandaran, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri

Duh ... Abrasi Ancam Rusak Aset Wisata Ujung Pandaran

Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri (kiri) dan Camat Teluk Sampit Samsurijal berdiri di batas tanah yang terkena abrasi. Abrasi di objek wisata Pantai Ujung Pandaran makin parah akibat kuatnya gelombang laut (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Abrasi di pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang makin parah, dikhawatirkan akan merusak aset-aset di objek wisata andalan tersebut.

"Belum lama ini saat acara Simah Laut, abrasinya tidak separah ini. Sekarang ini tambah parah. Ini harus segera ditangani. Kalau tidak, bisa merusak rumah, jalan dan bangunan-bangunan wisata," kata Rusdi, salah seorang pengunjung asal Sampit, Minggu.

Abrasi akibat kuatnya gelombang laut Jawa, menimbulkan dampak yang makin parah. Beberapa tahun terakhir, sudah belasan rumah warga terpaksa dibongkar karena tergerus abrasi.

Sejumlah gazebo beton yang dibangun pemerintah untuk tempat pengunjung bersantai, kini juga telah hancur karena ambles akibat abrasi. Hanya puing berserakan di bekas lokasi dibangunnya aset-aset wisata tersebut.

Siring permanen penahan gelombang yang dibangun pemerintah, belum sepenuhnya melindungi kawasan itu dari abrasi. Bangunan pemecah gelombang yang dibangun secara darurat menggunakan geobag atau karung berisi pasir, juga hancur dihantam kuatnya gelombang. Pohon-pohon penghijauan yang sempat ditanam pun sebagian sudah menjadi korban abrasi.

Kini dampak abrasi makin meluas. Amblesnya tanah hanya tinggal beberapa meter dari jalan desa dan pintu gerbang kawasan wisata.

Wakil Bupati HM Taufiq Mukri mengatakan, pemerintah daerah terus mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat agar dikucurkan bantuan untuk pembangunan siring pemecah gelombang. Biaya pembangunannya cukup mahal sehingga diharapkan didanai pemerintah pusat karena anggaran daerah sangat terbatas.

"Kami berharap ini menjadi perhatian pemerintah pusat karena selain merupakan kampung nelayan, lokasi ini juga objek wisata Kotawaringin Timur. Pemerintah pusat memiliki anggaran hingga Rp400 miliar untuk pariwisata, kami harap Kotawaringin Timur juga kebagian untuk penanganan masalah abrasi ini," harap Taufiq.

Jika abrasi tidak segera ditangani, dampaknya dikhawatirkan semakin parah. Selain aset wisata, abrasi juga dikhawatirkan merusak jalan menuju kubah atau makam Syekh Abu Hamid yang merupakan objek wisata religi yang terletak di ujung Timur pantai tersebut.

Pemerintah daerah akan membangun dermaga wisata menggunakan dana sistem tahun jamak yang dimulai tahun ini. Selain sebagai fasilitas pendukung objek wisata, dermaga tersebut diharapkan juga berfungsi sebagai pemecah gelombang untuk mengurangi dampak abrasi.