Sampit (Antara Kalteng) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menembak mati seorang tahanan bernama Emansyah alias Herman Naga (33) yang sempat kabur dari tahanan Markas Polsek Ketapang.
"Anggota kami terpaksa mengeluarkan tembakan karena dia berusaha melawan dan melukai anggota kami," kata Kapolres AKBP Hendra Wirawan di Sampit, Selasa.
Herman Naga bersama tiga tahanan lainnya yaitu Ujang (25), Ahmad Badarudin alias Mandra (18) dan Sudiansyah (33), kabur dari tahanan Markas Polsek Ketapang Sampit pada Selasa (14/2) dini hari dengan merusak kunci ruang tahanan.
Rabu (15/2) malam, Ahmad Badarudin dan Sudiansyah berhasil ditangkap. Selasa sore, giliran Herman Naga yang terendus persembunyiannya bahkan terpaksa ditembak mati karena berusaha melawan. Kini tinggal Ujang yang masih dalam pengejaran.
Herman Naga diketahui bersembunyi di hutan sekitar Sungai Benyamuk Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Ketapang. Hutan ini berada di seberang sungai Markas Polsek Ketapang.
Tim beranggotakan 10 polisi dipimpin Kapolsek Ketapang Kompol Purwanto Hari Subekti, awalnya kembali menyisir sepanjang pinggiran Sungai Mentaya. Ini mereka lakukan setiap hari sejak diketahui empat tahanan kabur ke kawasan itu.
Sekitar pukul 15.30 WIB, polisi mendapat informasi bahwa Herman Naga berada di sekitar Sungai Benyamuk Desa Pelangsian. Tim langsung mendatangi lokasi dan menemukan sebuah pondok yang diduga ditinggali Herman Naga.
Saat digerebek, Herman Naga melakukan perlawanan dan berhasil kabur masuk ke dalam hutan. Polisi sempat kesulitan karena hutan cukup lebat.
Saat pencarian, tahanan kasus pencurian dan penganiayaan itu kembali muncul dan menyerang salah satu polisi. Melihat itu, polisi mengeluarkan tembakan peringatan namun tidak digubris sehingga terpaksa menembaknya. Herman Naga akhirnya ambruk dan meninggal dengan tiga luka tembak di dada.
"Pelaku tewas di lokasi kejadian. Dia terpaksa ditembak karena sudah membahayakan keselamatan anggota yang melakukan penangkapan," ujar Hendra.
Jenazah Herman Naga dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit untuk divisum, kemudian diserahkan kepada keluarga. Polisi masih mengejar satu tahanan yang masih kabur.
Berita Terkait
Murid PAUD di Kotim diedukasi sejak dini pengetahuan tanggap bencana
Selasa, 14 Mei 2024 19:18 Wib
Pemkab Kotim lirik potensi perdagangan karbon
Selasa, 14 Mei 2024 16:15 Wib
Satu korban kebakaran tugboat meninggal dunia di RSUD Tamiang Layang
Selasa, 14 Mei 2024 6:06 Wib
KPU bertemu para tokoh di Bartim bahas maskot Pilkada 2024
Senin, 13 Mei 2024 23:35 Wib
DLH Kotim programkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah
Senin, 13 Mei 2024 20:00 Wib
BNK Kotim deteksi dini penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar
Senin, 13 Mei 2024 19:20 Wib
Harga sayur di Sampit melonjak akibat petani gagal panen
Senin, 13 Mei 2024 18:13 Wib
Tidak ada calon perseorangan di Pilkada Kotim
Senin, 13 Mei 2024 17:29 Wib