Sejumlah Desa Di Barito Utara Dilanda Banjir

id Barito Utara, Barut, Muara Teweh, Banjir, Barito Utara Banjir, Borneo, Dinas Perhubungan Barito Utara, Syamsu Rizal

Sejumlah Desa Di Barito Utara Dilanda Banjir

Kawasan RT 03 Kelurahan Lahei I Kecamatan Lahei yang terendam banjir, Minggu (5/3/17) Istimewa

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sejumlah desa berada di dataran rendah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai terendam banjir akibat meluapnya aliran Sungai Barito di tengah hujan dengan curah yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di wilayah itu.

"Saat ini banjir mulai merendam jalan kawasan tempat tinggal kami di Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru," kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru Irwansyah Minggu.

Kelurahan Jambu yang terendam banjir yakni di Manggala RT 05 dan RT 06 dengan ketinggian air berkisar 20 hingga 50 centimeter.

"Banjir mulai menggenang kawasan ini sejak malam tadi dan hingga kini air terus naik secara perlahan. Saat ini warga mulai berkemas-kemas untuk mengangkut sejumlah barang rumah tangga ke tempat yang lebih aman dari banjir musiman ini," kata Irwansyah.

Sementara Camat Lahei Rayadi mengatakan di wilayahnya sejumlah desa dan kelurahan rutin dilanda banjir, kini kawasan itu mulai digenangi air asal luapan aliran sungai itu.

Wilayah yang berada di bantaran Sungai Barito yang terendam banjir antara lain sejumlah RT di Kelurahan Lahei I yakni dan Kelurahan Lahei II dengan ketinggian air sekitar 50 cm dan banjir ini menggenangi sejumlah desa di Sungai Lahei (Anak Sungai Barito).

"Saat ini kami terus melakukan pemantauan terhadap kondisi banjir yang melanda kecamatan ini," kata Rayadi.

Kawasan yang terendam banjir musiman ini selain merendam sejumlah desa di Kecamatan Lahei dan Teweh Baru juga dipastikan merendam sejumlah kawasan yang berada pada pinggiran Sungai Barito juga di Kecamatan Teweh Tengah dan Montallat.

Naiknya permukaan air Sungai Barito sepanjang 900 kilometer yang kawasan hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya, Kalteng dan bermuara di laut Jawa, ini juga telah mengganggu transportasi sungai terutama angkutan kapal dan tongkang bertonase besar.

"Semua angkutan tambang dan kayu dilarang berlayar melewati jembatan karena permukaan air Sungai Barito di atas normal," kata Petugas UPTD Dermaga Muara Teweh pada Dinas Perhubungan Barito Utara, Syamsu Rizal.

Kenaikan debit air di pedalaman Sungai Barito itu akibat curah hujan yang cukup tinggi terutama di wilayah utara Kabupaten Murung Raya dan sebagian lainnya karena air sungai meluap di kawasan Kabupaten Barito Utara.

Ketinggian air permukaan Sungai Barito pada Minggu pagi yang tercatat di skala tinggi air (STA) Muara Teweh mencapai 12.00 meter menunjukkan angka di atas normal sehingga tongkang dan kapal besar tidak bisa melintas di bawah jembatan sepanjang 270 meter yang dibangun pada 1990 itu.

"Untuk sementara transportasi sungai khususnya angkutan kapal bertonase besar dihentikan sampai kondisi air sungai turun minimal batas STA 11,50 meter," katanya.