Pemkab Barut Usulkan Alat Kesehatan Ke Kemenkes RI

id Barito Utara, Barut, Muara Teweh, RSUD Muara Teweh, Buapti Barut, Nadalsyah, Borneo, Alat kesehatan

Pemkab Barut Usulkan Alat Kesehatan Ke Kemenkes RI

Bupati Barito Utara Nadalsyah (baju putih) melihat operasi bibir sumbing di RSUD Muara Teweh, Rabu (25/1/17). (Foto Kominfo Barut)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengusulkan peralatan kesehatan ke Kementerian Kesehatan guna kebutuhan Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh yang kini sedang dibangun baru dengan lima lantai.

"Dalam pembangunan rumah sakit itu, selain membangun fisik, kita harus melengkapi peralatan kesehatan sesuai dengan standar yang dimiliki untuk menunjang bangunan baru RSUD tersebut," kata Bupati Barito Utara (Barut)  Nadalsayah di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Nadalsyah dalam waktu dekat pihaknya segera menyerahkan proposal kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan untuk meminta peralatan kesehatan guna melengkapi sarana dan prasarana yang ada.

Usulan yang disampaikan nantinya sehubungan diperlukannya alat kesehatan dan peralatan medis lainnya, dimana peralatan rumah sakit yang diharapkan nantinya bertaraf internasional.

"Usulan yang kita sampaikan sudah diperhitungkan untuk seluruh keperluan semua ruangan pasien, sebab untuk menunjang keberadaan rumah sakit harus dibutuhkan alat dan ketersediaan tenaga medis," kata Nadalsyah.

Di tempat terpisah, Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setijowati menjelaskan, untuk seluruh kebutuhan alat memang anggaran yang dibutuhkan sangatlah besar yaitu kurang lebih sebesar Rp32 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

"Kita berharap usulan ini mendapat persetujuan oleh Kementerian Kesehatan RI. Usulan ini juga kita hitung berdasarkan kebutuhan yang diprioritaskan untuk sarana dan prasarana pelayanan seluruh pasien," ujarnya.

RSUD Muara Teweh yang mulaio dibangun akhir tahun 2016 di lokasi yang ada sekarang ini diperluas di lahan seluas 7 hektare, dengan luas bangunan kurang lebih 21.000 meter persegi setinggi  lima lantai dikerjakan melalui kontrak tahun jamak sebesar Rp65 miliar.